close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi. Foto Pixabay.
Bisnis
Senin, 15 Maret 2021 12:09

BPS: Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus US$2 miliar di Februari

Surplus pada Februari 2021 dipicu oleh peningkatan kinerja ekspor yang mencapai US$15,26 miliar.
swipe

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia periode Februari 2020 mengalami surplus sebesar US$2 miliar. Surplus tersebut lebih rendah dibandingkan periode tahun lalu yang sebesar US$2,51 miliar.

"Ekspor impor pada Februari 2021 cukup menggembirakan. Ekspor meningkat 8,56% yoy, sedangkan impor meningkat 14,86% yoy, tetapi kita masih surplus US$2 miliar," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam keterangan pers virtual, Senin (15/3).

Surplus pada Februari 2021 dipicu oleh peningkatan kinerja ekspor yang mencapai US$15,26 miliar, lebih tinggi dibandingkan kinerja impor yang sebesar US$13,26 miliar.

Surplus, dipicu oleh peningkatan ekspor ke berbagai negara. Misalnya, perdagangan ke Amerika Serikat (AS) pada Februari yang memicu surplus sebesar US$1,26 miliar, ke Filipina US$450 juta, dan India US$341 juta.

Namun, sebaliknya pada Indonesia mengalami defisit pada Februari sebesar US$968 juta, Australia US$391 juta, dan Brazil US$216 juta.

BPS mencatat, ekspor nonmigas Februari mencapai US$14,4 miliar, turun 0,04% dibanding Januari 2021, tetapi dibanding ekspor nonmigas Februari 2020, naik 8,67%.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2021 terhadap Januari 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$639,5 juta, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$240,7 juta.

Dari sisi impor migas, pada Februari mencapai senilai US$1,3 miliar, turun 15,95% dibandingkan Januari 2021 atau turun 25,37% dibandingkan Februari 2020.

Sedangkan impor nonmigas Februari 2021 mencapai US$11,96 miliar, naik 1,54% dibandingkan Januari 2021 atau naik 22,03% dibandingkan Februari 2020.

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Februari dibandingkan Januari adalah produk farmasi US$96,9 juta. Sedangkan peningkatan terbesar adalah mesin dan perlengkapan elektrik US$172,8 juta.

Sementara itu, secara kumulatif dari periode Januari-Februari 2021 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$3,96 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode 2020 yang sebesar US$1,88 miliar.

"Neraca perdagangan Januari-Februari surplus US$3,96 miliar, surplus ini jauh lebih besar dari 2020 yang pada waktu itu surplus US$1,88 miliar," ujarnya.

Kecuk menjelaskan, surplus pada periode Januari-Februari dipicu oleh kenaikan ekspor yang cukup tinggi ke berbagai negara, serta meningkatnya harga berbagai komoditas.

Januari-Februari performa ekspor menjanjikan karena naiknya permintaan ke berbagai negara dan kenaikan harga komoditas," ujarnya. 

Dia pun berharap, dengan terjadinya tanda-tanda pemulihan ekonomi dan geliat berbagai industri di berbagai dunia, surplus neraca perdagangan Indonesia di bulan-bulan mendatang dapat lebih berkualitas.

"Ke depan kita harapkan ekspor makin meningkat dan impor bahan baku semakin menggeliat, sehingga surplus kita semakin bagus," ucapnya.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan