Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2021 mengalami surplus sebesar US$1,32 miliar. Ini merupakan surplus Indonesia secara berturut-turut dalam 14 bulan terakhir.
"Surplus ini menggembirakan. Ini adalah kabar baik buat kita bahwa 14 bulan ini neraca perdagangan kita surplus berturut-turut," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7).
Margono mengungkapkan, surplus neraca perdagangan pada Juni ini disebabkan oleh pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan impor. Nilai total ekspor tercatat US$18,55 miliar, sementara total impor US$17,23 miliar.
Dibandingkan Juni 2020, nilai ekspor naik cukup signifikan sebesar 54,46%. Torehan ini terdiri dari ekspor nonmigas Juni 2021 mencapai US$17,31 miliar, naik 8,45% dibanding Mei 2021.
Demikian juga ekspor migas naik 27,23%, dari US$968,4 juta menjadi US$1.232,1 juta.
Peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 28,52% menjadi US$417,8 juta dan hasil minyak naik 63,34% menjadi US$196,0 juta, demikian juga ekspor gas naik 18,15% menjadi US$618,3 juta.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Juni 2021 mencapai US$102,87 miliar atau naik 34,78% dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor kumulatif nonmigas mencapai US$97,06 miliar atau naik 34,06%.
Peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$486,4 juta, sedangkan penurunan terbesar ekspor nonmigas Juni 2021 terhadap Mei 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$846,5 juta.
Menurut sektornya, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Juni 2021 naik 33,45% dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 14,05% dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 41,21%.
Ekspor nonmigas Juni 2021 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,13 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,14 miliar dan Jepang US$1,36 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,09%.
Sementara itu, dari sisi impor pada Juni 2021 mencapai US$17,23 miliar, naik 21,03% dibandingkan Mei 2021. Impor migas Juni 2021 tercatat senilai US$2,30 miliar, dan impor nonmigas Juni 2021 senilai US$14,93 miliar.
Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Juni 2021 dibandingkan Mei 2021 adalah mesin dan peralatan mekanis US$506,7 juta. Sedangkan penurunan terbesar adalah bijih, terak, dan abu logam US$126,8 juta.
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Juni 2021 adalah Tiongkok US$25,27 miliar, Jepang US$6,56 miliar, dan Korea Selatan US$4,45 miliar.
Adapun, menurut golongan penggunaan barang, nilai impor selama Juni 2021 meningkat. Peningkatan terbesar adalah golongan bahan baku atau penolong senilai US$2.096,1 juta, diikuti barang modal US$660,2 juta dan barang konsumsi US$237,9 juta.
Demikian pula pada periode Januari-Juni 2021, seluruh golongan penggunaan barang mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Impor golongan barang konsumsi naik US$1.618,4 juta atau 22,55%, diikuti bahan baku atau penolong US$16.325,6 juta atau 30,96%, dan barang modal US$2.163,1 juta atau 19,68%.