close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pekerja menyiapkan truk kontainer berisi bawang merah yang akan diekspor ke Singapura saat pelepasan ekspor bawang merah PT Aman Buana Putra di Surabaya, Jawa Timur, Senin (9/7)./AntaraFoto
icon caption
Pekerja menyiapkan truk kontainer berisi bawang merah yang akan diekspor ke Singapura saat pelepasan ekspor bawang merah PT Aman Buana Putra di Surabaya, Jawa Timur, Senin (9/7)./AntaraFoto
Bisnis
Senin, 16 Juli 2018 13:40

Neraca perdagangan sepanjang tahun masih defisit

Pada Juni, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 1.742,6 miliar.
swipe

Nilai ekspor Indonesia Juni 2018 mencapai US$13 miliar atau menurun 19,80% dibanding ekspor Mei 2018. Sementara, dibanding Juni 2017 meningkat 11,47%. Disisi lain, nilai impor Indonesia Juni 2018 mencapai US$11,26 miliar atau turun 36,27% dibanding Mei 2018, namun jika dibandingkan Juni 2017 meningkat 12,66%. Dengan begitu, pada Juni, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 1.742,6 miliar.

Kendati begitu, neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun ini masih mengalami defisit sebesar minus 1.021,7 miliar. Ini tidak terlepas dari defisitnya mayoritas perdagangan bulanan Indonesia.

Kepala BPS Suharyanto menjelaskan, "Bulan Lebaran banyak libur. Jadi kalau ada penurunan eskpor, sesuatu yang biasa," jelas dia di kantornya, Senin (16/7). 

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juni 2018 mencapai US$ 88,02 miliar atau meningkat 10,03% dibanding periode yang sama 2017. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$79,38 miliar atau meningkat 9,66%.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Juni 2018 terhadap Mei 2018 terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar US$241,1 juta (36,21%). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$119,0 juta (6,11%).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Juni 2018 naik 5,35% dibanding periode yang sama 2017. Demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 36,16%, sementara ekspor hasil pertanian turun 7,68%.

Ekspor nonmigas Juni 2018 terbesar adalah ke China yaitu US$2,05 miliar, disusul Jepang US$1,23 miliar dan Amerika Serikat US$1,13 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,16%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,17 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Juni 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$14,63 miliar (16,62 %), diikuti Jawa Timur US$9,23 miliar (10,49%) dan Kalimantan Timur US$9,10 miliar (10,34%).

Disisi lain, nilai impor Indonesia Juni 2018 mencapai US$11,26 miliar atau turun 36,27% dibanding Mei 2018, namun jika dibandingkan Juni 2017 meningkat 12,66%. Impor nonmigas Juni 2018 mencapai US$9,14 miliar atau
turun 38,23% dibanding Mei 2018, namun jika dibanding Juni 2017 naik 8,95%.

Impor migas Juni 2018 mencapai US$2,12 miliar atau turun 26,11% dibanding Mei 2018,sebaliknya meningkat 32,09% dibanding Juni 2017.

Penurunan impor nonmigas terbesar Juni 2018 dibanding Mei 2018 adalah golongan mesin dan pesawat mekanik US$989,8 juta (39,21%), sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan perhiasan/permata sebesar US$91,9 juta (37,76%).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juni 2018 ditempati China dengan nilai
US$20,57 miliar (27,43%), Jepang US$8,63 miliar (11,51%), dan Thailand US$5,32 miliar (7,10 %). Impor
nonmigas dari ASEAN 20,66%, sementara dari Uni Eropa 9,20%.

Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Juni 2018 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 21,64%, 21,54%, dan 31,84%.

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan