close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi / Pixabay
icon caption
Ilustrasi / Pixabay
Bisnis
Kamis, 20 Juni 2019 17:22

Nilai tukar rupiah menguat 0,04 akhir Juni 2019

Rupiah menguat pada Juni atau berbanding terbalik dari Mei 2019.
swipe

Bank Indonesia (BI) menyatakan nilai tukar rupiah hingga 19 Juni 2019 menguat sebesar 0,04% atau berbanding terbalik dengan level akhir Mei 2019 yang melemah 0,18%.

"Serta menguat 0,69% secara rata-rata dibandingkan level keseluruhan Mei 2019," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Kamis (20/6).

Menurut Perry, perkembangan positif pada Juni 2019 ini didorong oleh persepsi terhadap prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik. 

Termasuk peningkatan sovereign rating Indonesia oleh Standard and Poor's (S&P), di samping prakiraan arah kebijakan moneter global yang melonggar. 

"Kondisi ini pada gilirannya mendorong kembali aliran masuk modal asing dan memperkuat rupiah," katanya.

Nilai rupiah ke depannya pun diramal bergerak stabil sesuai dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga. 

"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik di pasar uang maupun valas," tuturnya.

Stabilitas sistem keuangan terjaga 

Di samping itu, BI juga menyimpulkan bahwa stabilitas sistem keuangan belakangan ini masih dalam level terjaga. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan hingga April 2019 tercatat tetap tinggi sebesar 23,1%.

Risiko kredit disebut terkendali, di mana rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tercatat tetap rendah yakni 2,6% (gross) atau 1,2% (net).

Dari fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit pada April 2019 mencapai 11,1% (yoy) atau turun dibandingkan dengan pertumbuhan kredit Maret 2019 yang sebesar 11,5% (yoy). Meski demikian, fungsi intermediasi ini ditakar masih berjalan baik.

Demikian pula dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada April 2019 yang hanya sebesar 6,6% atau menurun dibandingkan dengan pertumbuhan Maret 2019 yang sebesar 7,2%. 

Namun, likuiditas perbankan dipastikan tetap terjaga, antara lain tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang sebesar 20,2% pada April 2019, meskipun terindikasi menurun pada Mei 2019. 

Sementara itu, kinerja korporasi go public tetap baik ditopang kemampuan membayar yang terjaga. 

"Ke depan, Bank Indonesia memandang terbuka ruang untuk mendorong pertumbuhan kredit tanpa mengganggu stabilitas sistem keuangan," ucapnya.

Siklus kredit yang berada di bawah level optimum dan terdapatnya potensi peningkatan kredit memungkinkan berlanjutnya kebijakan makroprudensial akomodatif. 

"Bank Indonesia memproyeksi kredit perbankan 2019 bakal berada pada kisaran 10%-12% (yoy), sedangkan DPK tumbuh dalam kisaran 8%-10%," ujarnya.

img
Soraya Novika
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan