close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah pelajar tengah memantau IHSG di kantor Bursa Efek Indonesia. Antara Foto
icon caption
Sejumlah pelajar tengah memantau IHSG di kantor Bursa Efek Indonesia. Antara Foto
Bisnis
Jumat, 12 Oktober 2018 09:00

Obligasi AS masih pengaruhi laju IHSG, diprediksi hari ini melemah

Obligasi AS masih membayangi kekhawatiran pelaku pasar karena akan menekan pasar ekuitas secara keseluruhan
swipe

Kiwoom Sekuritas Indonesia hari ini memprediksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah dengan support dan resistance di level 5,666-5,742.

Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus, mengatakan kenaikan imbal hasil obligasi AS untuk 10 dan 3 tahun, yang masing-masing berada di level 3,22% dan 2,99%, serta volatilitas rupiah masih menjadi sentimen pasar.

"Hal ini membayangi kekhawatiran pelaku pasar karena akan menekan pasar ekuitas secara keseluruhan," kata Nico dalam risetnya yang diterima Alinea.id di Jakarta pada Jumat, (12/10).

Meskipun demikian, terdapat sentimen positif yang berasal dari data inflasi Amerika Serikat yang keluar lebih rendah dari sebelumnya yaitu di 2,3%. Angka ini merupakan di luar estimasi, karena pihaknya sebelumnya memperkirakan angka berada di 2,4%. 

"Karena data inflasi Amerika yang keluar rendah, kami menilai tekanan terhadap kenaikan The Fed pada Desember nanti akan sedikit berkurang, meskipun secara tingkat probabilitas masih sangat tinggi," katanya.

Faktor lain yang mempengaruhi yakni pemerintah Indonesia yang telah menandatangani perjanjian swap dengan Singapura. Kerjasama ini diharapkan dapat menanamkan kepercayaan investor, serta meningkatkan stabilitas ekonomi dan pembangunan di kedua Negara.

"Yang cukup menarik adalah menurut Bloomberg Economics, Bank Indonesia memiliki kemungkinan untuk menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 50 bps sebelum akhir tahun untuk membantu menstabilkan nilai tukar rupiah," kata Nico.

Hal ini tentu akan semakin memperlebar perbedaan suku bunga dengan Amerika, dan meningkatkan daya tarik imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia apabila ingin berada di depan kurva dalam pendekatan kebijakan moneternya.

"Cukup menarik apabila kita menantikan kenaikkan tingkat suku bunga Bank Indonesia dapat sejauh mana menaikkan tingkat suku bunganya untuk mengkompensasi kenaikkan Fed Rate," ujarnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Reza Priyambada, memprediksi IHSG akhir pekan ini dapat bertahan di atas support 5679-5685 dan resistence diharapkan dapat menyentuh kisaran 5732-5758.

"Pelemahan yang terjadi dapat membuka peluang pelemahan kembali jika volume beli yang ada nantinya tidak mampu mengimbangi  besarnya volume jual," ujar Reza.

Selain itu, pelemahan ini juga memberikan peluang untuk kembali masuk dengan memanfaatkan pelemahan yang ada dan masih adanya sejumlah berita positif dari internal emiten. 

"Diharapkan pergerakan negatif ini hanya sementara agar IHSG tidak melemah lebih dalam. Tetap mewaspadai adanya pelemahan lanjutan," kata Reza.

Seperti diketahui, sebelumnya pada Kamis, (11/10) IHSG ditutup terkoreksi sebesar 117.84 poin -2.02% menjadi 5,702. Sementara Investor asing mencatatkan net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp 1,18 triliun. 

Seluruh sektor industri turut memberikan tekanan terhadap IHSG. Melemahnya sektor industri paling tinggi di sektor aneka industri dan keuangan yang masing-masing terkoreksi -2.92% dan -2.68%. 

Berikut saham-saham pilihan hari ini :

1. PT Unilever indonesia Tbk. (UNVR) 

2. PT United Tractors Tbk. (UNTR) 

3. PT Barito Pacific Tbk. (BRPT)

4. PT HOlcim Indonesia Tbk. (SMCB) 

5. PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG).

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan