Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan bantuan berupa 88 pengering tenaga surya (solar dryer dome) kepada petani pada 2020. Tujuannya, meringankan beban usaha tani dan meningkatkan kesejahteraan.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, berharap, bantuan dimanfaatkan secara optimal dan dipelihara dengan baik. "Sehingga, dapat memberikan nilai tambah dan daya saing komoditas hortikultura, khususnya mangga di Cirebon," ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (23/9).
Terdapat beberapa tantangan dan kendala saat pengeringan mangga secara tradisional, seperti butuh lahan luas, rentan terkontaminasi debu atau kotoran, dan prosesnya dipengaruhi kondisi iklim. Namun, dapat teratasi dengan memanfaatkan pengering tenaga surya.
Kelompok Tani (Poktan) Danu Jaya di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar), menjadi salah satu penerima bantuan itu. Mereka telah mengolah mangga menjadi manisan kering selama sekitar 25 tahun.
Poktan ini mampu mengolah 200 kilogram (kg) mangga menjadi manisan kering dengan rendemen sebesar 20% setiap harinya. Bahkan, telah mengantongi izin produk industri rumah tangga (PIRT).
Produknya dipasarkan ke beberapa daerah, seperti Cianjur dan Surabaya. Juga bisa didapatkan di sepanjang sentra oleh-oleh di Cirebon.
"Kami merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan solar dryer dari Kementerian Pertanian. Pengeringan mangga menjadi olahan manisan kering tidak lagi dilakukan secara tradisional, sehingga produk olahan yang dihasilkan lebih higienis," tutur perwakilan Poktan Danu Jaya, Sukardi.
Pernyataan serupa disampaikan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Ali Effendi. Dia berharap, bantuan tersebut mampu meningkatkan kapasitas usaha. "Sehingga, berdampak pada peningkatan pendapatan bagi kelompok olahan mangga."
Potensi luas lahan mangga di Cirebon mencapai 9.586 hektare (ha) dengan nilai produksi 36.060 kuintal, produktivitas 68 kg per pohon, dan luas panen 530 ha.
Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Ditjen Hortikultura, Bambang Sugiharto, mengingatkan, petani perlu menjaga kualitas produknya. "Dengan menerapkan good manufacturing practices (GMP)."