Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) atas nama Menteri Keuangan, Senin (22/2), melaksanakan Penetapan Hasil Penjualan Obligasi Negara Ritel seri ORI019. DJPPR mencatat, volume pemesanan pembelian obligasi negara ritel seri ORI019 sebesar Rp26 triliun.
DJPPR juga mencatat, penerbitan ORI019 tersebut memecahkan rekor penerbitan SBN ritel secara online, baik dari sisi nominal, jumlah total investor, maupun jumlah investor baru yang didominasi oleh generasi milenial.
Dirjen PPR Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, dana hasil penjualan ORI019 tersebut akan digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2020. Termasuk untuk program penanggulangan pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
“Konsistensi pemerintah untuk menerbitkan SBN ritel secara reguler, dilakukan sebagai bagian dari upaya pemenuhan target pembiayaan APBN tahun berjalan, serta memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat," kata Luky dalam keterangan resminya, Senin (22/2).
Seperti diketahui, ORI019 merupakan seri SBN ritel pertama yang diterbitkan di awal tahun dan diterbitkan dengan kupon terendah sepanjang penerbitan SBN ritel yang dapat diperdagangkan (tradable). Walaupun tidak ada ORI yang jatuh tempo di awal tahun, DJPPR mengatakan animo masyarakat sangat tinggi untuk berinvestasi di ORI019.
Untuk memenuhi tingginya animo masyarakat tersebut, pemerintah melakukan penambahan kuota (upsize) selama masa penawaran ORI019. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan, terkait penawaran ORI019.
Dalam penerbitan kali ini, terdapat 48.731 investor yang berinvestasi ORI019, dengan 22.268 investor atau 45,7% dari jumlah total investor, merupakan investor baru. Luky melihat angka ini menggembirakan, sebagai hasil dari upaya yang dilakukan terus menerus oleh pemerintah dan otoritas keuangan, dalam memberikan edukasi investasi kepada masyarakat.
"Diharapkan, peningkatan kesadaran dan budaya berinvestasi masyarakat Indonesia, dalam jangka panjang, dapat turut mewujudkan kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan,” ujar dia.
Adapun rincian hasil pemesanan ORI019, berdasarkan jumlah investor, generasi milenial berusia 20 tahun hingga 40 tahun mendominasi investor ORI019 dengan porsi sebesar 37,5%. Namun, secara nominal, masih didominasi oleh generasi baby boomers yang berusia 54 tahun hingga 74 tahun sebesar 38,6%.
Berdasarkan profesi, jumlah investor ORI019 didominasi pegawai swasta, yaitu sebesar 33,8%. Namun, secara nominal, investor yang berprofesi sebagai wiraswasta masih mendominasi pemesanan ORI019 sebesar 46,6%.
Berdasarkan gender, jumlah investor ORI019 didominasi investor perempuan sebanyak 58%. Apabila ditilik berdasarkan profesi investor, ibu rumah tangga menduduki peringkat tiga besar investor ORI019. Posisi ibu rumah tangga ini konsisten di tiga penerbitan ORI terakhir.
DJPPR juga mencatat, terdapat 1.925 investor yang melakukan pemesanan dengan nominal Rp1 juta.
Kemudian, sejak penerapan Single Investor Identification (SID), terdapat 26.463 investor yang membeli SUN Ritel lebih dari satu kali (repeating investors), atau sebanyak 54,3% dari total jumlah investor ORI019, dengan nominal pemesanan sebesar Rp16,49 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 investor tidak pernah absen membeli SUN Ritel, termasuk ORI019.
Selain itu, pada penerbitan ORI019 kali ini, mitra distribusi (Midis) bank masih mendominasi penjualan ORI019, baik dari nominal maupun jumlah investor. Untuk kelompok non-bank, nominal penjualan terbesar dicapai oleh perusahaan efek. Sedangkan jumlah investor terbesar diperoleh oleh kelompok Fintech APERD.