close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
sumber: Kemenperin.go.id
icon caption
sumber: Kemenperin.go.id
Bisnis
Jumat, 11 Januari 2019 17:35

Pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik mulai dibangun

Pabrik ini resmi terpancang di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, oleh Menteri Perindustrian
swipe

Pemerintah mendorong percepatan pembangunan industri bahan baku baterai lithium yang akan mendukung pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Langkah strategis ini sesuai implementasi peta jalan industri otomotif nasional dan program prioritas Making Indonesia 4.0.

Salah satunya ditandai dengan peletakan batu pertama pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik milik PT QMB New Energy Materials. Pabrik ini resmi terpancang di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mengatakan, salah satu kunci sukses pengembangan kendaraan listrik adalah teknologi baterai dan powertrain elektrik motornya.

Peresmian pembangunan industri tersebut ditandai melalui penandatanganan prasasti oleh Menperin dan Menteri Kooridanor Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Turut hadir menyaksikan, antara lain Bupati Morowali Taslim, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto, Managing Director PT IMIP Hamid Mina, dan Chairman GEM Co Ltd Prof Xu Kaihua.

Proyek pembangunan pabrik yang memproduksi material energi baru dari nikel laterit ini, dapat memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua. Ini adalah industri new battery, new energy material, yang menghasilkan high purity nickel cobalts compounds for rechargeable batteries.

Airlangga meyakini melalui proyek smelter berbasis teknologi hydrometalurgi tersebut, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam pengembangan industri baterai untuk kendaraan listrik.

Selain itu, membuat struktur sektor otomotif di dalam negeri semakin kuat PT QMB New Energy Materials merupakan wujud kerja sama antara perusahaan Tiongkok, Indonesia dan Jepang yang terdiri dari GEM Co.,Ltd., Brunp Recycling Technology Co.,Ltd., Tsingshan, PT IMIP dan Hanwa. Pabrik ini akan dikembangkan dengan lahan seluas 120 hektar.

Total investasi yang ditanamkan sebesar US$700 juta dan akan menghasilkan devisa senilai US$800 juta per tahun. Dari pabrik ini juga bakal menciptakan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 2.000 orang.

PT QMB New Energy Materials memiliki kapasitas konstruksi nikel sebesar 50.000 ton dan kobalt 4.000 ton, yang akan memproduksi di antaranya 50.000 ton produk intermedit nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan. (ant)
 

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan