close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 Andre Rosiade melaporkan perusahaan asal China, PT Semen Conch Indonesia ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). / Antara Foto
icon caption
Anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 Andre Rosiade melaporkan perusahaan asal China, PT Semen Conch Indonesia ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). / Antara Foto
Bisnis
Senin, 26 Agustus 2019 19:05

Pabrik semen asal China dilaporkan ke KPPU

PT Semen Conch Indonesia asal China dilaporkan atas tuduhan predatory pricing.
swipe

Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia dan anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 Andre Rosiade melaporkan perusahaan asal China, PT Semen Conch Indonesia ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Laporan ini berisi tuduhan atas praktik predatory pricing semen yang dilakukan perusahaan sejak tiga tahun lalu.

Andre menyatakan praktik predatory pricing ini melanggar pasal 20 Undang-undang 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

"Predatory pricing ini udah berjalan 3 tahun oleh semen Tiongkok dan korban predatory pricing itu adalah semen Holcim. Sekarang Holcim sudah keluar dan angkat kaki dari Indonesia karena tidak mampu bersaing," kata Andre dalam keterangannya di Kantor KPPU, Jakarta, Senin (26/8).

Menurutnya, PT Semen Indonesia Tbk. terpaksa membeli perusahaan semen PT Holcim Indonesia Tbk karena khawatir akan diambil alih oleh PT Semen Conch. Sebab, hal itu akan semakin memudahkan PT Conch untuk menguasai pasar semen Indonesia.

"PT Holcim Indonesia terpaksa dibeli oleh PT Semen Indonesia, grup BUMN kita, karena kalau tidak dibeli semen Holcim berarty akan dicaplok oleh semen asal China itu," lanjutnya.

Andre menjelaskan predatory pricing menjadi strategi perusahaan PT Semen Conch untuk dapat menguasai pasar semen di Indonesia. PT Conch menjual rugi semennya dan merusak harga pasar semen di Indonesia.

"Mereka melakukan praktek yang tidak fair dilakukan oleh pabrik asal Tiongkok itu, yang sengaja menjual rugi agar industri semen di Indonesia bangkrut akhirnya mereka kuasai untuk selanjutnya baru mereka kerek harga tinggi," jelasnya.

Andre menyebut akan ada korban perusahaan semen selanjutnya dari praktik predatory pricing. Bahkan, Andre khawatir perusahaan itu nantinya malah diambil alih oleh PT Conch karena PT Semen Indonesia Tbk. sudah tidak mungkin mengakuisisi karena alasan pendanaan.

"Dalam waktu dekat akan ada perusahaan semen lain yang akan jadi korban dari praktik predatory pricing, saya tidak bisa sebutkan namanya, tapi itu perusahaan swasta bukan BUMN dan ada di Sulawesi," ujarnya.

Seperti diketahui, PT Semen Indonesia Tbk. mendapatkan pinjaman sindikasi dari sejumlah bank asing senilai US$1,28 miliar atau Rp18,8 triliun untuk mendanai sebagain besar biaya akuisisi 80,6% saham PT Holcim Indonesia Tbk. Pinjaman tersebut harus dilunasi dalam tempo 24 bulan.

Andre menjelaskan pihaknya sudah memberikan klarifikasi dan data-data yang dibutuhkan oleh KPPU, termasuk dampak kemungkinan terjadinya PHK massal pekerja semen di Indonesia.

"Kami datang bersama dengan FSPISI (Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia), dan kami sampaikan, ke KPPU dalam jangka panjang kalau seperti ini terus diprediksi nantinya akan terjadi PHK massal pada 2020," lanjutnya.

img
Ardiansyah Fadli
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan