close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pembangunan pabrik diusulkan untuk dimoratorium./Facebook
icon caption
Pembangunan pabrik diusulkan untuk dimoratorium./Facebook
Bisnis
Senin, 26 Agustus 2019 15:19

Pabrik semen baru diusulkan dimoratorium

Agar industri semen tetap sehat dan harga tidak jatuh, diusulkan agar melakukan moratorium pembangunan pabrik semen.
swipe

Politikus Partai Gerinda, Andre Rosiade bersama Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSP ISI) mendatangi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Kedatangan Andre dan FSP ISI terkait dugaan praktek predatory pricing yang dilakukan oleh produsen semen Cina, yakni Conch.

Andre mempertanyakan pertimbangan adanya impor semen, padahal saat ini semen sedang surplus. Maka, ia mempertanyakan kebutuhan impor semen tersebut. 

"Surplus semen 35 juta ton per tahun. Untuk apa lagi? Impor ini untuk kepentingan siapa? Untuk bangsa Indonesia atau pabrik semen Tiongkok," tukas Andre di Kantor KPPU, Jalan Juanda, Jakarta Pusat, Senin (26/8). 

Apabila kebutuhan telah tercukupi dari dalam negeri, Andre meminta agar ada instruksi kepada Enggarliasto Lukita selaku Menteri Perdagangan agar mencabut Permendag No. 7 tahun 2018 tentang Ketentuan Impor Semen Clinker dan Semen.

Agar industri semen tetap sehat dan tidak terjadi harga yang jatuh karena stok yang melimpah, diusulkan pula agar Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto melakukan moratorium pembangunan pabrik semen. 

Usulan ini berdasarkan hitungan Andre atas kondisi saat ini yakni surplus semen dan produksi semen yang naik 4% per tahun. Hitungannya, pada tahun 2030 kemungkinan Indonesia tidak lagi memerlukan pabrik baru semen. 

Andre menampik kalau pelaporan ini sarat kepentingan bisnis. Menurutnya urusan semen bukan sekedar persoalan persaingan bisnis namun juga kedaulatan bangsa.

img
Akbar Ridwan
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan