Penerimaan negara tahun diperkirakan bakal melebihi target APBN 2018. Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis penerimaan negara bakal melewati target.
Sri Mulyani mengatakan kalau penerimaan negara tahun ini akan melebihi target APBN. Penerimaan negara disebut Sri Mulyani tumbuh 18,2% dari Rp1.894,7 triliun.
"Pertumbuhan dari penerimaan itu selalu lebih kuat dibandingkan belanja. Ini suatu situasi yang berbeda waktu 2016, saat pertumbuhan penerimaan lebih lemah dari belanja. Suatu tren yang terbalik atau membaik signifikan," kata Sri Mulyani dalam Annual Media Briefing di Nusa Dua Bali pada Kamis (6/12).
Sri Mulyani menambahkan kalau penerimaan pajak tahun ini menggembirakan. Pajak Penghasilan (PPh) migas misalnya pencapaiannya tumbuh 26,7% atau sudah terkumpul 156% dari yang dianggarkan sebesar Rp38 trilun. Per 30 November 2018 pemerintah telah mengumpulkan Rp60 triliun.
"PPh Non Migas dan PPN menggambarkan ekonomi nasional. Masing-masing pertumbuhannya sebesar 15% dan 14,1%," kata Sri Mulyani.
Penerimaan PPh Non Migas, lanjut Menteri Keuangan terbaik Asia Pasifik ini tumbuh konsisten di atas pertumbuhan bulanan sejak 2007 sejak bulan Juni lalu. Bahkan, kata Sri Mulyani pertumbuhannya konstan tinggi di atas pertumbuhan tahun 2017.
Sebab pada 2017 mengalami negatif growth dalam dua bulan terkahir. Sementara dari pajak pertambahan nilai atau PPN kata dia, tumbuh double digit berada pada kisaran 13%-15%. Sri Mulyani meyakini penerimaan sampai pada 30 November 2018 menandakan kalau kondisi ekonomi masih sehat.
"Kita cukup bagus untuk menggambarkan kegiatan ekonomi. Sebab kondisi keuangan terbilang masih sehat," paparnya.
Proyeksi defisit
Dengan penerimaan negara yang melebihi target, kata Sri Mulyani maka defisit keseimbangan primer APBN 2018 sebesar Rp15 triliun. Angka ini katanya lebih kecil dari proyeksi di APBN.
"Kita perkirakan outlook hanya Rp15 triliun utuk defisit primary balance. Mendekati Rp0, padahal di APBN awalnya adalah defisit Rp87 triliun," kata dia.
Defisit sampai akhir November 2018 sebesar Rp287 triliun atau lebih kecil dari yang diproyeksikan APBN 2018 sebesar Rp352 triliun atau 1,95% terhadap PDB. Sampai akhir tahun, Sri Mulyani yakin defisit bisa turun di bawah 1,95%.
"Estimasi 1,86%-1,87%. Ini jauh lebih baik dari defisit awal yang ditargetkan 2,19%. Bahkan nilainya terkecil dibanding 2014 sampai sekarang," klaim Sri Mulyani.