Proyek infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring menjadi jualan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo. Dalam debat kedua pemilihan presiden (pilpres) 2019, Jokowi mengatakan pembangunan Palapa Ring hampir mencapai 100%.
Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Proyek prioritas ini terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.
Di laman Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), disebutkan proyek ini diharapkan bisa menciptakan pemerataan dan kemudahan akses telekomunikasi dan informasi.
Selain itu, seperti yang disampaikan Jokowi dalam debat kemarin, kecepatan akses internet juga bisa membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan berbasis internet (e-commerce), meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem kerja, dan meningkatkan kompetensi untuk berkompetisi di pasar global.
Palapa Ring merupakan proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) pertama di bidang infastruktur telekomunikasi. Investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini sekitar Rp7,7 triliun. Pekerjaan Palapa Ring juga dibagi menjadi tiga paket, yakni Timur, Tengah dan Barat. Jaringan ini akan menjangkau 34 provinsi serta 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Adapun paket Palapa Ring Timur mencangkup wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Sementara paket Tengah meliputi wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara. Sedangkan paket Barat menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau.
Masih dari laman KPPIP, per 8 Februari 2019, paket barat sudah beroperasi dengan masa konsesi lima tahun dimulai dari 2018. Sementara konstruksi paket tengah mencapai 98%, dan paket timur 73%.
Sementara, dalam laman Kementerian Keuangan disebutkan, proyek ini mendapat penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). Penjaminan oleh PT PII tersebut, kata Menteri Keuangan Sri Muyani menurut Menkeu, berhasil menarik minat investor swasta untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.
“Sehingga, kita bisa membangun secara cepat dengan jaminan," kata dia.
Sementara itu, Executive Director ICT Institute Heru Sutadi mengatakan proyek Palapa Ring ini merupakan langkah pembangunan infrastruktur jaringan internet cepat ke seluruh tanah air. Heru mengatakan Palapa Ring sifatnya hanya membangun backbone. Sehingga, untuk bisa dirasakan dampak ke pengguna, internet berkecepatan tinggi harus pula didukung jaringan backhaul dan akses yang memadai.
Akses ini, kata Heru, bisa didapat dari jaringan berbasis kabel (fiber optic) dan hybrid maupun nirkabel dengan teknologi broadband seperti 3G, 4G, dan seterusnya.
“Teknologi kabel dan nirkabel juga masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi pekerjaan kita ke depan juga masih banyak,” kata Heru kepada Alinea.id di Jakarta, Senin (18/2).
Heru mengatakan pembangunan Palapa Ring ini juga molor dari target. Seharusnya, kata dia, Palapa Ring Timur sudah selesai dibangun dan beroperasi pada September 2018.
Sementara itu, Heru juga mengakui adanya sejumlah tantangan dalam pembangunan Palapa Ring ini. Salah satunya, kata dia, anggaran yang bisa disiapkan pemerintah.
Awalnya, proyek Palapa Ring akan diserahkan ke operator. Namun, dalam perjalanannya, operator tidak berkemampuan membiayai pembangunan infrastruktur telekomunikasi ini.