Pengembangan agribisnis buah-buahan memberi nilai tambah bagi petani sekaligus menjaga keseimbangan gizi bagi masyarakat. Setelah sempat dihantam serangan penyakit beberapa tahun yang lalu, kini buah naga Kutai Kartanegara mulai menggeliat lagi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sejak awal selalu mengarahkan untuk terus meningkatkan produksi melalui ekstensifikasi dan intensifikasi atau pengembangan kawasan dan pemeliharaan tanaman yang sudah ada melalui penerapan teknologi budidaya maju ramah lingkungan yang mengacu pada good agricultural practices (GAP) dan standard operating procedure (SOP), serta pemilihan jenis buah yang memiliki prospek pasar baik dalam negeri terlebih pasar ekspor.
Geliat budi daya buah naga Kutai Kartanegara (Kukar) mulai muncul lagi di Kecamatan Samboja, Loa Janan dan Kecamatan Sebulu dengan total luas 152,25 hektare dan produksi mencapai 703,6 ton. Salah satu keunikan kebun buah naga di Kabupaten Kutai Kartanegara tiang pancang/panjatannya menggunakan kayu ulin yang sangat kuat dan kokoh, yang memang banyak terdapat di daerah ini. Kelebihan lain yang dimiliki buah naga Kukar ini dapat panen sepanjang tahun karena wilayah Kukar terletak di garis equator sehingga intensitas matahari penuh sepanjang hari.
Tanaman buah naga membutuhkan penyinaran matahari penuh dengan intensitas sinar matahari sekitar 70%-80%. Oleh karena itu di beberapa wilayah dengan intensitas sinar matahari yang sedikit, kebun buah naga diberi lampu untuk mempercepat umur panen. Puncak panen buah naga pada wilayah ini adalah April-Agustus. Buah naga yang dibudidayakan pada wilayah ini adalah buah naga merah.
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto, menyatakan dengan kembali normalnya produksi buah naga Kukar tentunya sangat membantu meningkatkan penghasilan masyarakat di tengah pandemi Covid 19, dikarenakan tingginya permintaan pasokan buah di masa ini. Bahkan pasokan dirasakan masih kurang untuk memenuhi permintaan pasar terutama pasar ekspor. Ini menunjukkan peluang usaha agribisnis buah naga masih sangat menjanjikan dan terbuka lebar.
“Petani adalah insan tangguh yang tidak diam saja saat kebunnya diserang hama atau penyakit," ujarnya.
Berbagai upayapun telah dilakukan Kementerian Pertanian dan pemda setempat. Dinas Pertanian Kabupaten Kukar melakukan berbagai cara untuk mengembalikan kejayaan buah naga Kukar.
Saat ini Kukar masih memiliki potensi yang cukup luas untuk pengembangan kawasan buah naga. Terdapat lahan yang berpotensi untuk pengembangan seluas 67.869 hektare. Lahan tersebut cocok karena kondisi lahan dan agroklimatnya sesuai untuk budidaya buah naga.
Senada, Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman menyatakan, pihaknya akan terus mendorong petani melakukan penerapan budidaya sesuai SOP yang mengacu pada GAP sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan pasar baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
“Terutama buah-buahan unggulan yang berpotensi ekspor seperti manggis, mangga, pisang, nenas, salak, durian dan buah naga dengan berbagai program dan melibatkan seluruh stakeholders terkait," jelas Liferdi.
Liferdi juga mengapresiasi petani buah naga Kabupaten Kukar yang berhasil memproduksi buah naga bermutu bahkan di tengah pandemi Covid-19.
"Semoga produksi buah naga Kukar terus meningkat tidak hanya untuk pasar lokal namun juga untuk pasar ekspor yang masih terbuka lebar," tutup Liferdi.