Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Eko Djoeli Heripoerwanto memastikan program satu juta rumah akan terus dilanjutkan di tengah pandemi Covid-19. Tujuannya, agar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dapat memiliki rumah yang layak huni.
"Program satu juta rumah masih terus kami lakukan di tengah pandemi ini. Hal ini dalam rangka penyediaan rumah layak huni, termasuk bagi MBR," katanya dalam acara IDX Channel Economic Outlook Festival 2021, Rabu (16/12).
Dia memaparkan, sampai saat ini realisasi program satu juta rumah telah mencapai 856.000 unit atau hampir mencapai 90% dari target yang ditetapkan oleh pemerintah. Adapun, sebanyak 70%-nya akan diperuntukkan bagi kelompok MBR.
"Dari 856.000 unit rumah yang telah terealisasi sebagian besar ditunjukkan bagi MBR," ujarnya.
Meskipun tidak dapat merealisasikan target sepenuhnya di tahun ini, Eko yakin paling tidak sebanyak 94% unit rumah dari target dapat direalisasikan hingga akhir tahun ini. Untuk itu, dia mengatakan pihaknya akan terus mengebut realisasi di sisa waktu.
"Kalau kami sih harapannya sekitar 94% unit rumah dari target bisa terealisasi," ucapnya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, real estate atau perumahan merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan positif pada kuartal III-2020, dengan pertumbuhan 1,98%
Direktur Enterprise Risk Management, Big Data dan Analytics PT Bank Tabungan Negara Tbk., Setiyo Wibowo mengatakan, pertumbuhan sektor perumahan didominasi oleh rumah di bawah harga Rp700 juta dengan tipe 45 dan 36.
Menurutnya, pertumbuhan sektor perumahan di masa pandemi Covid-19 tersebut dipicu oleh kalangan kelas menengah yang membeli rumah untuk pertama kalinya atau first home buyer.
"Tidak semua perumahan tumbuh, tapi ada beberapa segmen perumahan yang tumbuh seperti tipe 36 atau 45. Orang-orang yang beli tipe itu di harga Rp700 juta ini adalah first home buyer," katanya dalam video conference, Kamis (10/12).