close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tanaman hias aglaonema. Dokumentasi Ditjen Hortikultura Kementan
icon caption
Tanaman hias aglaonema. Dokumentasi Ditjen Hortikultura Kementan
Bisnis
Kamis, 10 September 2020 14:54

Pangsa pasar aglaonema meningkat saat pandemi Covid-19

Aglaonema anyamane, aglaonema khanza, aglaonema sukson, dan aglaonema red sumatera menjadi varietas terbaik dengan harga kompetitif.
swipe

Pangsa pasar florikultura meningkat saat pandemi coronavirus baru (Covid-19). Aglaonema, salah satu komoditas yang tren penjualannya melonjak.

Direktur CV Minaqu Indonesia, Ade Wardana, menyatakan, aglaonema merupakan salah satu tanaman hias pot yang bisa tumbuh pada iklim apa saja dan mudah dikembangkan. Karenanya, tidak membutuhkan lahan luas dan modal besar. Penampilannya pun menarik dengan aneka macam kecerahan warna.

"Saat ini dominasi pasar aglaonema sebagian besar berasal dari Thailand dan China. Kalangan pembeli berasal dari kelas menengah ke atas, baik dalam negeri dan luar negeri. Harganya cukup stabil di Indonesia. Indonesia bisa turut hadir sebagai supply chain aglaonema," ujarnya via keterangan tertulis, Rabu (10/9).

Selain keindahan daunnya, aglaonema mudah dirawat dan tahan terhadap cekaman lingkungan. Florikultura ini pun sempat "meledak" pada 2006 dan dijuluki ratunya tanaman hias daun. Kala itu, harganya mencapai puluhan juga per tanaman.

Sekalipun trennya telah berlalu, masih banyak penggemar aglaonema sampai sekarang. Pun masih bisa ditemui di pekarang rumah warga.

"Tren aglaonema sering berubah-ubah menurut bentuk dan warna daunnya yang paling populer. Pada era '90-an, aglaonema yang paling disukai adalah yang memiliki daun berwarna hijau," jelasnya.

"Kemudian pada 2000-an, muncul varietas yang memiliki daun berwarna merah. Dengan demikian, masyarakat beralih ke warna merah. Puncaknya pada tahun 2005-2008, jenis aglaonema merah menjadi primadona dengan harga mencapai puluhan juta rupiah," lanjut Ade.

Sekitar tahun 2010, kembali terjadi perubahan tren. Tanaman yang memiliki warna daun lembut seperti aglaonema sunrise yang banyak dicari. Popularitas varietas tersebut sempat bertahan beberapa tahun hingga pada 2018 muncul aglaonema anyamane, yang memiliki tiga warna di dalam daunnya.

"Pada 2020 ini, aglaonema berwarna merah menyala kembali 'naik daun', bersanding dengan aglaonema anyamane. Kedua jenis aglaonema ini berharga paling mahal di tahun ini. Praktis aglaonema anyamane, aglaonema khanza, aglaonema sukson, aglaonema red sumatera menjadi deretan terbaik dengan harga yang kompetitif," tuturnya.

Berdasarkan data statistik 2019, produksi aglaonema nasional mencapai 816.468 pohon. Tanaman ini memiliki 22 spesies lebih dengan ratusan varietas. Pasar utama yang dibidik adalah Jepang, khususnya varietas aglaonema pictum tricolor.

Sementara itu, Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kementan, Liferdi Lukman, berharap, peluang usaha dengan memanfaatkan lahan sempit dapat diraih dengan membudidayakan tanaman hias. Dirinya yakin, usaha tersebut prospektif, baik untuk kebutuhan konsumen di dalam maupun luar negeri.

"Pemanfaatan lahan pekarangan dapat menjadi upaya peningkatan ekonomi keluarga melalui budi daya tanaman hias. Menteri Pertanian mendorong peningkatan ekspor untuk komoditas yang memiliki potensi pasar di luar negeri, termasuk tanaman hias seperti aglaonema," tandasnya.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan