close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi. Foto Pixabay.
Bisnis
Jumat, 03 September 2021 16:06

Pascacaplok 3.000 menara, TBIG kantongi pendapatan Rp2,97 triliun

TBIG telah menyelesaikan pembelian 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk .(IBST) di awal April.
swipe

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) mencatat pendapatan dan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) dan pendapatan masing-masing sebesar Rp2,97 triliun dan Rp2,59 triliun pada semester I-2021. 

CEO TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan perusahaan telah menyelesaikan pembelian 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk .(IBST) di awal April. Pertambahan pendapatan dan EBITDA dari akuisisi ini telah digabungkan di dalam laporan keuangan kuartal II-2021.

"Di enam bulan pertama 2021, kami telah menambahkan 3.465 sites telekomunikasi dan 2.180 kolokasi ke dalam portofolio kami,” ujar Hardi, dalam keterangan resminya, Jumat (3/9). 

TBIG memiliki 37.232 penyewaan dan 19.709 sites telekomunikasi per 30 Juni 2021. Sites telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 19.598 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 37.121, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) menjadi 1,89 kali. 

Menurut Hardi, penambahan menara IBST telah menyebabkan penurunan rasio kolokasi dari 1,98 kali di kuartal pertama menjadi 1,89 kali di akhir kuartal kedua.

"Seiring dengan pelanggan telekomunikasi, kami terus memperkuat dan memperluas jaringan mereka, kami memperkirakan adanya peningkatan permintaan untuk kolokasi. Dengan adanya pandemi Covid-19 yang berlanjut, tim manajemen kami mengambil langkah-langkah tambahan untuk memastikan kami menjaga kesehatan karyawan kami dan menjaga kemampuan kami untuk beroperasi selama masa yang tidak pasti ini,” tambah Hardi.

Sementara, per 30 Juni 2021, total pinjaman kotor (gross debt) perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp26,81 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp11,45 triliun.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp894 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp25,92 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) menjadi Rp10,56 triliun. Menggunakan EBITDA kuartal II-2021 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 1,9 kali dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8 kali.

CFO TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA kuartal terakhir yang disetahunkan meningkat dari 4,4 kali menjadi 4,8 kali pada kuartal II-2021. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penyelesaian akuisisi 3.000 menara IBST.

"Berbagai debt refinancing yang kami lakukan selama semester I-2021 telah memperpanjang profil jatuh tempo utang kami dan mengurangi biaya pembiayaan all-in kami. Kami terus melakukan lindung nilai atas utang kami dengan lindung nilai yang sesuai dengan jatuh tempo utang,” kata Helmy.

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan