close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Penandatanganan Akta Penggabungan Tiga Bank Syariah Milik Himbara pada Rabu (16/12/2020). Foto Humas BNI Syariah
icon caption
Penandatanganan Akta Penggabungan Tiga Bank Syariah Milik Himbara pada Rabu (16/12/2020). Foto Humas BNI Syariah
Bisnis
Selasa, 19 Januari 2021 13:00

Pefindo nilai Bank Syariah Indonesia bakal mampu bersaing

Pefindo melihat, Bank Syariah Indonesia akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dan secara pendanaan akan menjadi lebih baik.
swipe

PT Pemeringkat Efek Indonesia tercatat meningkatkan outlook PT Bank BRISyariah Tbk. (BRIS) dari idAA+ dengan outlook stabil menjadi positif. Sebagaimana diketahui, Pefindo sebelumnya menyebut prospek ini mencerminkan transaksi penggabungan usaha antara BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito menyampaikan, pihaknya menyematkan outlook positif ke BRIS karena ketika ketiga bank syariah tersebut akan merger, bank hasil merger tersebut akan menjadi lebih kuat baik dari sisi permodalan maupun dari sisi bisnis.

"Juga dengan ukuran market share yang akan meningkat, ini akan membantu tingkat keunggulan atau persaingan bank tersebut di perbankan syariah maupun nasional," kata Dito, Selasa (19/1).

Setelah merger, bank yang dinamai Bank Syariah Indonesia tersebut tidak hanya akan bersaing dengan bank syariah lainnya, tetapi juga akan bersaing dengan perbankan nasional secara keseluruhan.  

Pefindo melihat, Bank Syariah Indonesia akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dan secara pendanaan akan menjadi lebih baik.

"Diharapkan biaya pendanaan atau cost of fund juga akan membaik," ujar dia.

Dito menilai dalam proses merger ini, Bank Syariah Indonesia juga akan melihat dan mengevaluasi portofolionya. Tidak menutup kemungkinan juga, bank hasil merger ini akan melakukan tindakan bersih-bersih.

Sehingga, ekspektasi Pefindo ke depan kepada Bank Syariah Indonesia, dari kualitas aset akan menjadi lebih baik. Begitu pula dari sisi bisnis maupun finansial, yang diharapkan lebih baik.

"Karena hal itu, kami memberikan outlook positif," ucapnya.

Adapun untuk industri perbankan secara nasional, Dito mengatakan kualitas aset akan selalu menjadi perhatian pihaknya setelah adanya perpanjangan relaksasi POJK No.11/2020.

Selain itu, profitabilitas perbankan yang tergerus di 2020 diharapkan akan membaik pada 2021 karena pencadangan telah banyak dilakukan pada 2020. 

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan