Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II atau IPC yakni PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) meresmikan Billing Center yang berlokasi di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok. Tujuannya untuk mengintegrasikan sistem pelayanan jasa kepelabuhan yang terpusat di satu lokasi pelayanan administratif.
Peresmian itu juga dalam rangka proses penataan jasa kepelabuhan khususnya bongkar muat. Selain itu, untuk receiving atau delivery yang dijalankan secara terpadu, online dan cashless sehingga tercipta sistem pelayanan terpadu dan efisien.
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia II Saptono R Irianto mengatakan proses pembayaran pada Billing Center dilakukan dengan menerapkan sistem pembayaran non tunai (cashless) melalui penggunaan kartu kredit EDC atau electronic data capture dari bank-bank yang bekerjasama dengan PTP yaitu, Bank Mandiri, BNI, BCA dan CIMB Niaga. Sistem cashless tersebut sudah memberikan dampak positif bagi pengguna jasa, yaitu mempercepat dan memudahkan pembayaran jasa kepelabuhan
Selain peresmian Billing Center, IPC juga melakukan optimalisasi layanan kepelabuhan yang diwujudkan dalam pembuatan CFS Center. Fasilitas itu ditujukan untuk memberikan pilihan dan kemudahan bagi pengguna jasa dalam bertransaksi serta transparansi dalam hal biaya yang dikeluarkan.
Dengan integrasi tiga pusat konsolidasi kargo atau container freight station (CFS) di Pelabuhan Tanjung Priok, IPC optimististis volume penanganan container akan terus meningkat.
Pada 2018, perseroan menargetkan pendapatan usaha naik 11,02% menjadi Rp 11,68 triliun. EBITDA ditargetkan tumbuh 1,1% menjadi 37,05% dan BOPO diharapkan turun 1,6% menjadi 69,43. Untuk kinerja operasional throughput peti kemas diharapkan naik 7,10 juta TEUs atau meningkat 2,7%. Sedangkan throughput non petikemas naik 27,7% menjadi 72,86 juta ton. Kunjungan kapal ditargetkan naik menjadi 35.000 unit dan arus penumpang diperkirakan turun 15,8% menjadi 511.000 orang.