PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menandatangani kerjasama dengan Bank Himbara yang teridiri atas Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank BRI (Persero) Tbk dan Bank BNI (Persero). Dari kerja sama itu, PT Pelindo I mendapat dana segar untuk pembiayaan investasi sebesar Rp1,3 triliun.
Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana, menjelaskan dana kredit yang diterima tersebut akan digunakan untuk pembelian alat-alat, penguatan dermaga, dan penerapan digitalisasi sistem cashless di sejumlah pelabuhan utama di Indonesia bagian Barat.
Beberapa pelabuhan yang masuk dalam pembiayaan itu di antaranya, Pelabuhan Belawan Medan, Sumatera Utara, Pelabuhan Perawang Pekanbaru, Pelabuhan Dumai Riau, Pelabuhan Sei Kolak Kijang Tanjung Pinang, dan Pelabuhan Malahayati Aceh.
“Penandatanganan perjanjian fasilitas kredit sindikasi ini berjangka waktu 7 tahun. Melalui langkah ini diharapkan akan membuat biaya logistik nasional semakin efisien,” kata Bambang di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (19/1).
Sinergi antar badan usaha milik negara ini, diklaim Bambang, terbukti berhasil meningkatkan kinerja perseroan sekaligus meningkatkan kecepatan layanan kepada masyarakat, khususnya pelaku usaha di bidang logistik dan kepelabuhanan.
Selain itu, kata Bambang, Pelindo I juga akan memanfaatkan kredit tersebut untuk meningkatkan sarana dan prasarana pelabuhan penumpang. Di antaranya adalah penataan terminal penumpang di Pelabuhan Sibolga Sumatera Utara, pembangunan terminal penumpang baru di Pelabuhan Sei Kolak Kijang di Pulau Bintan. Juga pengoperasioan pelabuhan penumpang Tanjung Balai Karimun di Tanjung Penegak.
"Perjanjian kredit ini sudah ditunggu sejak lama, karena proyeknya sendiri sudah kita eksekusi. Sudah jalan ini tinggal para kontraktor minta dibayar," ujar Bambang.
Dengan adanya perjanjian kerja sama ini, kata Bambang, semua proyek Pelindo akan segera selesai pada kuartal I-2019. Pada kuartal II-2019, pihaknya juga berencana untuk melakukan penarikan kredit lagi sebanyak Rp4 triliun.
"Ini akan terserap habis kurang lebih 4 bulan sejak di tandatangani. Siap-siap di kuartal II (2019), kita butuh lagi sekitar Rp4 triliun, karena kita akan eksekusi Kuala Tanjung dan Kawasan Industri. Kebutuhannya sekitar Rp11 triliun," kata Bambang.