Pelindo III bidik pendapatan Rp11,2 triliun pada 2019

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III menargetkan pendapatan hingga Rp11,2 triliun pada 2019, atau naik 11% dibanding tahun 2018 sekitar Rp10 triliun.

“Target pendapatan ini akan didorong dari peningkatan di segala segmen bisnis operasional,” kata Sekretaris Perusahaan Pelindo III Faruq Hidayat, dalam keterangan resmi, Kamis (14/2).

Faruq menyebut operator pelabuhan ini akan menggenjot pendapatan dari arus peti kemas yang ditarget mencapai 5,7 juta TEUs, atau naik sekitar 7% dibanding capaian tahun 2018 sebesar 5,3 juta TEUs.

Menurut Faruq, target peningkatan peti kemas ini didorong dari Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang). Saat ini, kapasitas Tanjung Emas sudah meningkat setelah selesainya pekerjaan pendalaman kolam pelabuhan dari sebelumnya -8 meter LWS (low water spring/rata-rata permukaan air laut) menjadi -12 meter LWS.

Pelindo III juga akan mendongkrak pendapatan dari peningkatan arus peti kemas transhipment domestik dengan tarif khusus 65% dari tarif normal. Selain itu, peningkatan arus peti kemas di Pelabuhan Banjarmasin, Pelabuhan Bagendang Sampit, dan Pelabuhan Bumiharjo.

"Kami optimistis dengan target itu, sebab di wilayah Timur seperti di Kupang juga ada pembangunan industri mangan, serta di Waingapu juga ada pembangunan industri gula, hal ini diharapkan menjadi salah satu pendorong," katanya.

Sementara, pengiriman curah kering ditargetkan mencapai mencapai 72 juta ton atau meningkat tipis sekitar 1% dari tahun 2018 yang berkisar 71 juta ton. Sedangkan untuk curah cair ditargetkan sebesar 3,1 juta meter kubik atau meningkat 6% dari tahun 2018 yang berkisar 2,9 juta meter kubik.

Segmen lain yang didorong naik adalah arus penumpang kapal laut yang ditargetkan mencapai 3 juta orang atau meningkat 5% dari tahun 2018 yang berkisar 2,9 juta orang. Angkutan hewan juga ditargetkan mencapai 122.000 ekor atau tumbuh tipis 1% dibanding tahun 2018 yang sebesar 120.000 ekor hewan.

Selain itu, arus kunjungan kapal juga ditargetkan meningkat dari sekitar 66.000 unit atau setara 264 juta gros ton di tahun 2018, menjadi 69.000 unit atau setara 276 juta gros ton di tahun 2019, atau tumbuh sekitar 4%-5%.