PT PAL Indonesia (Persero) memulai tahapan penting dalam pembangunan proyek Barge Mounted Power Plant (BMPP) atau pembangkit terapung di Kolaka, Sulawesi Utara, dengan melakukan keel laying.
Direktur Rekayasa Umum dan Pemeliharaan serta Perbaikan PT PAL Sutrisno, mengatakan pembangunan proyek ini sempat terhambat akibat adanya pandemi Covid-19. Sebab, beberapa negara produsen peralatan yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini melakukan lockdown.
"PT PAL melakukan langkah-langkah mitigasi untuk meminimalisasi risiko, agar target dapat tercapai," kata Sutrisno dalam siaran langsung PT PAL dari Surabaya, Selasa (9/6).
Konstruksi pembangunan BMPP akan dilakukan di Semarang sepenuhnya, hingga launching di Desember 2020. Dia optimistis proyek ini dapat terus dilaksanakan dengan tahapan-tahapan yang telah direncanakan.
Kepala proyek pembangunan BMPP Rudi Sugiarto, menambahkan sampai akhir Mei, recovery progres pengerjaan BMPP Kolaka I telah mencapai 44,61%.
"Covid-19 berimbas pada pengerjaan proyek di fase engineering dan procurement. Di mana di fase engineering diperlukan banyak pertemuan untuk interaksi, meeting, approval, dan klarifikasi teknis," ujarnya.
Adapun proyek BMPP ini merupakan kerja sama antara PT PAL Indonesia dengan PT Indonesia Power yang merupakan anak usaha PT PLN (Persero).
Sebagai informasi, BMPP Kolaka I ini merupakan salah satu dari tiga pembangkit terapung yang berkapasitas 2x60 MW di Kolaka dan 1x30 MW di Sambelia, Nusa Tenggara Barat.
BMPP kapasitas 60MW memiliki panjang 72 meter, lebar 27,4 meter, tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 6 x Dual Fuel Engine 20V34DF.
Sedangkan untuk kapasitas 30MW memiliki memiliki panjang 54 meter, lebar 27,4 meter, tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 3 x Dual Fuel Engine 20V34DF.