Pemerintah menyatakan proyek pembangunan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) masih terkendala pembebasan lahan. Permasalahan ini dibahas dalam rapat koordinasi antara Kementerian Koordinator Maritim, Kementerian Perhubungan, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Kendalanya adalah pembebasan tanah, namun untuk di mana saja daerahnya, belum diinterpretasikan," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menghadiri rapat di Jakarta, Jumat (24/5).
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan sebagian besar lahan yang belum bebas berada di seksi I yang menghubungkan Cileunyi-Rancakalong.
"Kebanyakan di section I, karena pembangunan di sana melewati rumah-rumah penduduk, dan banyak yang minta kompensasi," kata Ridwan Kamil.
Selain masalah lahan, kendala pembangunan Jalan Tol Cisumdawu ini juga berasal dari lemahnya koordinasi antar pihak yang bertanggung jawab atas proyek tersebut. "Sudah dua tahun proyek ini berjalan, terlalu lambat," ujarnya.
Padahal, Ridwan melanjutkan, pengembangan tol Cisumdawu ini sangat penting untuk konektivitas dari dan menuju Bandara Kertajati. Saat ini, bandara tersebut masih sepi penumpang meski telah beroperasi.
Kendala pembangunan Bandara Cisumdawu itu rencananya akan diselesaikan dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan hari ini. Akan tetapi, rapat tersebut ditunda sementara dan akan dilanjutkan setelah lebaran.
"Rapat harus ditunda karena timnya kurang lengkap. Rencananya habis lebaran kami rapat lagi," ujar Menhub Budi Karya.
Meski terhambat beberapa kendala, namun dipastikan beberapa seksi Tol Cisumdawu sudah dapat dilewati selama masa mudik lebaran. Dari enam seksi yang dikerjakan, seksi II yang menghubungkan Rancakalong hingga Sumedang sudah siap beroperasi.
"Jadi dari Cileunyi sampai terowongan secara fungsional sudah bisa dilalui saat lebaran," ujar Ridwan.
Untuk diketahui, Jalan Tol Cisumdawau merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang berada di Jawa Barat. Proyek jalan tol Cisamdawu ini dibangun sepanjang 61,6 kilometer yang dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. bersama China Road and Bridge Corporation (CRBC) sebagai kontraktor.
Jalan tol ini juga memiliki kekhasan tersendiri yakni melewati terowongan kembar sepanjang 472 meter dengan diameter 14 meter. Teknologi yang digunakan untuk membuat terowongan tersebut ialah dengan metode New Austrian Tunneling Methods (NATM) yang memiliki sistem kerja cut and cover.
Pada proyek Jalan Tol Cisumdawu ini, pembangunan dan pengerjaan terbagi ke dalam enam seksi. Di mana untuk seksi I sampai II dibangun oleh pemerintah sedangkan seksi III sampai VI menjadi tanggung jawab Badan Usaha Jalan Tol.
Dengan selesainya Tol Cisumdawu nanti, diharapkan dapat mempersingkat waktu tempuh Bandung – Sumedang. Sekaligus membagi beban lalu lintas di Jalan Cadas Pangeran yang selalu padat serta akan terkoneksi dengan Tol Cikampek – Palimanan yang merupakan bagian dari Tol Trans Jawa.