Pemerintah untuk sementara waktu membatasi akses media sosial dan pesan Whatsapp untuk menghindari penyebaran hoaks. Pembatasan ditempuh setelah unjuk rasa memprotes hasil Pemilu 2019 yang berujung kericuhan dan bentrokan. Sejumlah korban, baik meninggal maupun luka-luka, berjatuhan.
Media sosial selama ini digunakan untuk promosi dan berjualan. Platform penyedia toko online atau e-commerce juga menggunakan media sosial untuk hal serupa.
Rupanya, pembatasan akses ke media sosial oleh pemerintah belum berdampak serius. Public Relation Blibli.com Dewi Retno Siregar mengatakan, pembatasan akses tersebut tidak berpengaruh. Sebab, Blibi.com telah memiliki platform untuk melakukan transaksi bagi konsumennya.
“Karena kami hanya menggunakan media sosial sebagai wadah promosi. Kalau mau bertransaksi konsumen harus menggunakan aplikasi kami atau bisa via website,” kata Dewi kepada Alinea.id saat dihubungi, Kamis (23/5).
Meski kantor pusat Blibi.com di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, tutup sementara karena adanya aksi, namun operasional pelayanan tetap berjalan seperti biasa.
“Operasional tetap berjalan kemarin karena dilayani dari rumah. Untuk pelayanan customer care pun masih bisa selama 24 jam,” ujarnya.
Meski begitu, diakui Dewi, aksi 22 Mei yang menimbulkan kerusuhan memiliki dampak. Salah satunya pengiriman barang yang terganggu, karena beberapa toko online yang bermitra dengan Blibli.com memilih untuk tutup.
Akibatnya, pengiriman barang sempat terlambat. Sebab, sejumlah toko memang tidak beroperasi.
Hal senada juga disampaikan oleh Vice President of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak. Ia mengatakan transaksi toko online Tokopedia selama 22 Mei 2019 tetap positif.
“Tidak ada dampak signifikan terhadap ekosistem kami. Kami tetap positif,” kata Nuraini.
Tokopedia meyakini kondisi segera membaik dan sektor usaha lainnya juga akan berdampak positif. “Tokopedia juga percaya pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk menjaga situasi tetap kondusif,” tukas Dewi.