close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberhentikan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, pada Kamis (5/12).  Alinea.id/Annisa Rahmawati
icon caption
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberhentikan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, pada Kamis (5/12). Alinea.id/Annisa Rahmawati
Bisnis
Jumat, 06 Desember 2019 15:42

Pemecatan Dirut Garuda, shock therapy buat BUMN lain

Kasus pemecatan Dirut Garuda Indonesia menjadi sinyal agar seluruh BUMN menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
swipe

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberhentikan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, pada Kamis (5/12) kemarin. Pemecatan tersebut dilakukan setelah Ari Askhara terbukti terlibat dalam penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton di dalam pesawat Airbus A330-900 yang baru didatangkan dari Prancis.

Pengamat BUMN dan Lembaga Kepala Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan sejak awal duduk sebagai Menteri BUMN, Erick menyebut bakal melakukan perombakan dan perbaikan BUMN. 

Pemecatan Dirut Garuda Indonesia, kata Toto, merupakan pembuktian atas janji Erick untuk membenahi perusahaan pelat merah.

“Pemecatan kemarin semacam shock therapy pada seluruh pimpinan BUMN lain kalau soal tata kelola yang baik (good corporate governance/GCG) ini dia tak main-main," ujar Toto saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (6/12).

Sebelumnya, ketika serah terima jabatan Menteri BUMN, Erick mengatakan dengan background di perusahaan swasta miliknya, ia tak ingin prinsip GCG hanya menjadi lip service bagi BUMN. Erick melihat, sudah banyak hal-hal yang terjadi yang dirasa kurang baik untuk citra BUMN.

Toto melanjutkan, GCG ini menjadi sesuatu yang penting bagi Erick. Toto memandang Erick ingin semua pimpinan BUMN memprioritaskan GCG tersebut. Bukan sekadar regulasi-regulasi di atas kertas, tetapi tak pernah diimplementasikan. 

Toto melanjutkan, yang penting saat ini adalah konsistensi dari Menteri BUMN. Apabila Erick ingin GCG ini tegak, maka siapapun yang melanggar, kecil atau besar masalahnya, maka harus dihukum. 

"Jadi kalau dalam kasus ini terpaksa dicopot. Jadi saya kira ini model ketegasan yang memang itu perlu dilkukan supaya menjadi contoh bagi BUMN yang lain, kalau dia bilang serius soal itu, jangan main main," kata Toto.

Toto mengamati, telah ada aturan terkait dengan GCG. Namun, hal tersebut tak mengurangi jumlah direksi BUMN yang kena masalah. 

"Jadi problemnya bukan di aturannya, tapi kriteria atau prinsip GCG itu belum melekat dalam budaya perusahaan. Kalau GCG tidak melekat dalam budaya perusahaan, meskipun sudah dikasih regulasi macam-macam, kalau ada kesempatan ya begitu lagi, tidak ada gunanya," tutur dia. 

Toto menilai, setelah shock therapy tersebut, langkah ke depan yang harus dilakukan Erick adalah meningkatkan konsistensi pada kepatuhan oleh perusahaan-perusahaan BUMN. 

"Jadi jangan panas-panas sekarang, besok-besok adem lagi," ujar Toto. 

Pejabat sementara

Sementara, Kementrian BUMN menunjuk Direktur Keuangan Garuda Indonesia Fuad Rizal sebagai pelaksana tugas Direktur Utama menggantikan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra yang dipecat Erick pada Kamis (5/12).

Staf khusus Kementerian BUMN bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga mengatakan usulan Fuad Rizal sebagai Plt Dirut datang dari Kementerian BUMN, bukan dari Kementerian Perhubungan.

"Fuad akan jadi Dirut samapai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)," kata Arya.

Namun, Arya melanjutkan, dirinya belum mengetahui kapan Garuda Indonesia akan melakukan RUPSLB. Arya mengatakan Kementerian BUMN ingin mendapatkan direksi yang terbaik di bidang apapun. Jadi, Kementerian BUMN masih perlu waktu untuk mengadakan RUPSLB.

Arya melanjutkan, indikator Dirut Garuda baru yang diinginkan kementerian adalah sosok yang paham manajemen akutansi, keuangan, dan ada jaringan pengembangan Garuda.

Pada RUPSLB tersebut, selain mencari Direktur Utama baru, Kementerian BUMN juga akan merombak jajaran direksi dan komisaris emiten berkode saham GIAA tersebut. 

"Satu hal yang pasti, penguatan komisaris penting. Sebab, mereka yang melakukan audit," tutur Arya.
 

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan