Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Disampaikan Jokowi, alasan utama pembangunan IKN dan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur yakni pemerataan ekonomi.
"Alasan pokoknya adalah pemerataan," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam Pembukaan Muktamar XVIII PP Pemuda Muhammadiyah Tahun 2023 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2).
Jokowi mengatakan, Pulau Jawa memiliki PDB paling besar dibandingkan wilayah lainnya, yakni sebesar 58%. Padahal, kata Jokowi, terdapat sekitar 17 ribu pulau yang tersebar dari ujung barat hingga ujung timur wilayah Indonesia.
"Terus yang 16.999 pulau itu diberi bagian berapa persen? Semuanya ada di Jawa 58%," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi menambahkan, mayoritas penduduk Indonesia bermukim di Jawa. Hal ini, menurutnya, membuat kepadatan penduduk hanya terpusat di satu wilayah. Oleh karenanya, diperlukan pemerataan agar pembangunan tidak hanya berfokus pada satu daerah saja.
"Dan 56% penduduk Indonesia itu ada di Jawa, betapa sangat padatnya Pulau Jawa. Sehingga, memerlukan yang namanya pemerataan pembangunan, tidak Jawa-sentris tapi Indonesia-sentris," tuturnya.
Jokowi pun mencontohkan negara-negara di dunia yang menerapkan dua kawasan berbeda untuk pusat pemerintahan dan pusat perekonomian. Negara yang dimaksud yakni Amerika Serikat dan Australia. Jokowi menginginkan hal itu juga dapat diterapkan di Indonesia.
"Indonesia ini negara besar. Jadi kalau Amerika memiliki New York dan Washington DC, Australia memiliki Melbourne dan Sydney, kenapa Indonesia tidak? Memiliki Jakarta dan memiliki Nusantara," ujar Jokowi.
Kendati demikian, Jokowi mengamini bahwa hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Namun, ia memastikan perbaikan terus dilakukan dan juga mengawali hal tersebut dengan mulai melakukan pemindahan secara bertahap.
"Emang ini bukan hanya pekerjaan yang setahun dua tahun, ini mungkin akan selesai Insya Allah mungkin 15 sampai 20 tahun, tapi kita harus berani memulainya," ucap Jokowi.