close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menjadi Keynote Speaker Leader Talks, Empat Pilar MPR RI dalam Industri Pertahanan, dilakukan secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Foto bambangsoesatyo.info
icon caption
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menjadi Keynote Speaker Leader Talks, Empat Pilar MPR RI dalam Industri Pertahanan, dilakukan secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Foto bambangsoesatyo.info
Bisnis
Jumat, 14 Agustus 2020 13:14

Pemerintah diminta menyiapkan strategi hadapi efek domino resesi

Pandemi Covid-19 berikut implikasinya tidak hanya berdampak secara langsung terhadap kesehatan masyarakat maupun pendidikan.
swipe

Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan agar bangsa Indonesia mampu menyesuaikan dengan tatanan dunia baru lantaran pandemi Covid-19.

"Penyesuaian amat diperlukan agar Indonesia tetap eksis dan dapat beradaptasi dengan kondisi normal baru tersebut, tanpa kehilangan jatidiri bangsa," kata Bamsoet dalam sambutannya di Sidang Tahunan MPR 2020 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/8).

Pandemi Covid-19 berikut implikasinya tidak hanya berdampak secara langsung terhadap kesehatan masyarakat maupun pendidikan, tetapi juga dimensi yang lain khususnya di bidang ekonomi. Pada periode Maret sampai pertengahan bulan Agustus 2020 ini misalnya, menjadi fase terberat bagi perekonomian Indonesia.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2020 minus 5,32% dibanding triwulan II-2019. Jika Covid-19 masih belum dapat dikendalikan, bukan tidak mungkin semuanya akan menjadi pebih buruk lagi.

"Memburuknya perekonomian tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga pertumbuhan ekonomi global yang merosot tajam, karena terganggunya aktivitas perekonomian akibat pandemi Covid-19. Bank Dunia melansir resesi sudah hampir pasti terjadi di seluruh wilayah ekonomi dunia," kata Bamsoet.

Politikus Golkar ini menambahkan, resesi akibat Covid-19 ini merupakan yang terburuk dalam sejarah sejak Perang Dunia II. Hal itu merujuk riset Dana Moneter Internasional (IMF), bahkan dalam outlook yang dipublikasikan pada April 2020, IMF menyebut resesi kali ini lebih dalam daripada era Great Depression pada 1930-an.

Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) juga melansir proyeksi yang sama. Menukil laporan terbaru OECD, Bamsoet menerangkan pandemi Covid-19 semakin membuat dunia terseret dalam jurang resesi terburuk di luar periode perang dalam 100 tahun.

"Dampak ekonomi akibat Corona sangat buruk sekali. Pemulihannya akan lambat dan krisis memiliki dampak yang bertahan lama, secara tidak proporsional memengaruhi golongan masyarakat yang paling rentan," tambahnya.

Maka dari itu, ia meminta pemerintah untuk siap mengatasi semua hal buruk yang akan terjadi ini. Pasalnya, jika tidak segera diatasi, efek domino resesi akan menyebar ke berbagai sektor. Mulai dari macetnya kredit perbankan hingga lonjakan inflasi yang sulit dikendalikan atau sebaliknya deflasi yang tajam karena perekonomian tidak bergerak.

Neraca perdagangan akan menjadi minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa. Dalam skala riil, dampak resesi terhadap sebuah negara juga akan meningkatnya pengangguran, anjloknya pendapatan, meningkatnya angka kemiskinan, merosotnya harga aset seperti pasar saham atau properti, melebarnya angka ketimpangan, tingginya utang pemerintah bersamaan dengan penerimaan pajak yang anjlok, serta produksi yang hilang secara permanen, dan bisnis gulung tikar.

"Kami mendorong pemerintah mempersiapkan sejumlah langkah dan strategi untuk mencegah terjadinya efek domino akibat Covid-19 dan mengimbau masyarakat untuk tetap bersabar dalam menghadapi Pandemi Covid-19 dan tetap optimis bahwa keadaan akan membaik," tegas Bamsoet.

img
Fadli Mubarok
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan