Pemerintah akan mendorong pengembangan industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) untuk meningkatkan pariwisata di Indonesia pada tahun ini.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menumbuhkan pariwisata lebih inklusif dalam lima tahun ke depan. Pemerintah, kata Bambang, bukan hanya menargetkan jumlah kunjungan wisatawan.
"Sehingga devisanya lebih besar dan yang menikmati itu adalah masyarakat yang terkait pariwisata. Proporsi MICE ke depan akan ditingkatkan. Intinya Indonesia harus punya strategi," ujar Bambang di Jakarta, Senin (11/2).
Dari perhitungan Bappenas, kata Bambang, saat ini kontribusi MICE sebesar 3% terhadap pariwisata nasional. Angka itu bisa terus tumbuh apabila dikembangkan dengan serius.
Saat ini, Bambang melihat strategi pengembangan MICE lebih dilakukan oleh masing-masing pihak, dan tidak dilakukan secara nasional. Dia mencontohkan perhelatan internasional IMF-World Bank di Bali pada Oktober 2018.
"IMF-WB itu ide Kemenkeu dan Bank Indonesia pada waktu itu. Harusnya level MICE apalagi level IMF-World Bank itu jadi program nasional. Itu yang nanti kita terapkan lima tahun ke depan," kata Bambang.
Diharapkan dengan mendorong MICE, bisa menjadi alternatif mempromosikan pariwisata Indonesia secara cepat. Sementara saat ini, MICE masih terhambat karena kurangnya ketersedian lokasi untuk MICE tersebut.
Strategi MICE
Bappenas berharap Kementerian Pariwisata bisa memetakan strategi MICE untuk lima tahun ke depan.
"Kita mau MICE jenis apa, siapa target profesi atau consumer yang mau kita dorong. Jadi, misalkan harus ada kepastian, kita mau tidak jadi tuan rumah level conference sekala dunia, atau hanya cukup skala regional," ujar Bambang.
Sementara, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut, pemerintah menyiapkan anggaran Rp10 miliar untuk melakukan promosi MICE Indonesia. "Minimal Bali atau Jakarta yang maju (untuk dipromosikan)," katanya.
Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, para anggotanya sudah menyiapkan investasi cukup besar untuk MICE.
Pengusaha telah membangun gedung-gedung pertemuan dan hotel yang memiliki ruang pertemuan. Saat ini, fasilitas tersebut diklaim sudah cukup banyak dan memiliki daya tampung yang lebih besar.
Hariyadi justru mempertanyakan, ke mana dukungan pemerintah terhadap asosiasi yang telah bergerak di bidang MICE yang ada saat ini, yakni Inaceb (Indonesia Convention and Exhibition Bureau).
"Kenyataannya tidak di-support oleh Pemerintah. Kalau tadi Pak Bambang bilang permasalahannya sendiri-sendiri, justru Inaceb menyatukan itu, kan tidak bisa bergerak (kalau) tanpa anggaran," ujar Hariyadi.
Oleh karena itu, apabila Kementerian Pariwisata benar-benar menganggarkan Rp10 miliar untuk MICE, dia meminta agar itu benar dialokasikan, dan diharapkan bisa diberikan kepada Inaceb bukan kepada Kementerian Pariwisata.
"Dengan tanggung jawab dan kalau sekarang dipegang oleh Staf Kemenpar, yang belum tentu memahami masalahnya," kata dia.