Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura, diketahui telah membuat skala prioritas untuk produksi komoditas hortikultura, yang di dalamnya terdapat kegiatan super prioritas, yaitu pembangunan kawasan buah skala luas. Skala prioritas dibuat dengan tujuan untuk menggenjot produksi komoditas hortikultura yang jumlah komoditasnya banyak.
Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kementan Liferdi Lukman menjelaskan, kawasan buah skala luas tersebut berada di Temanggung, Wonosobo, Garu, dan Gresik. Sedangkan untuk korporasi petani buah berada di Tanggamus, Subang, Sleman, Sumedang, dan Polewali Mandar.
Menurut Liferdi, pihaknya sangat mendorong tumbuhnya korporasi petani buah karena badan usaha ini dibentuk dari, oleh, dan untuk petani. Ditjen Hortikultura pun menargetkan di 2024 akan ada 20 hingga 30 korporasi kawasan buah.
Salah satu contoh korporasi kawan buah yang telah berhasil yaitu ada di Tanggamus. Awalnya, kawasan ini hanya 4 hektare (ha), kemudian bekerja sama dengan pembeli siaga atau offtaker, dan kini berkembang menjadi 400 ha dengan masih bekerja sama dengan offtaker.
“Pola seperti ini ada kepastian pasar bagi petani. Sedangkan offtaker ada kepastian pasokan. Mereka tidak perlu investasi tenaga kerja dan lahan, karena bekerja sama dengan petani,” jelas Liferdi dalam keterangan resminya, Rabu (9/11).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi ) juga diketahui telah merilis kawasan skala luas atau food estate berbasis buah di Gresik yang luasnya mencapai 1.000 ha pada Agustus. Pengembangan ini juga telah dilakukan mulai dari hulu ke hilir.
Merujuk data Ditjen Hortikultura di 2021, disampaikan Liferdi sudah ada 862 kampung buah dengan luas lahan 8.105 ha. Kemudian di 2022 terbentuk 766 kampung buah dengan luas 8.085 ha. Adapun jenis buah yang dibudidayakan antara lain mangga, manggis, kelengkeng, jeruk, pisang, alpukat, dan durian.
“Di kampung buah juga ada program pendukung lainnya, yaitu pengendalian organisme pengganggu tanaman, klinik pengendalian hama terpadu, dan penanganan dampak perubahan iklim,” imbuhnya.
Untuk mendorong peningkatan program korporasi petani buah, Liferdi bilang bahwa pemerintah telah memberikan bantuan benih bermutu, sarana produksi, pengendalian organisme pengganggu tanaman ramah lingkungan, sarana dan prasarana pascapanen, serta pengolahan. Selain itu juga ada registrasi dan sertifikasi produk.