Kementerian Keuangan tetap optimis pertumbuhan ekonomi sampai akhir 2018 bisa mencapai 5,2%. Pertumbuhan tersebut didorong dari pertumbuhan konsumsi dan investasi.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara, menyebutkan, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,2% asalkan konsumsi rumah tangga tetap tumbuh diatas 5,1% dan investasi mencapai 6,9% - 7%.
"Mungkin pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa mencapai 5,12% sampai 5,14%," jelas Suahasil dalam konferensi pers #APBNKita di Kementerian Keuangan, Jumat (21/9).
Adapun pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2018 diperkirakan berada dikisaran 5,13%-5,25%. Serta Kuartal IV-2018 bisa mencapai 5,2%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang dari inflasi yang masih terkendali pada tingkat yang rendah.
"Year to date, inflasi 2,13%. Sementara year on year 3,2%. Ini masih sejalan dengan asumsi makro," ujar Sri Mulyani.
Selain itu, core inflation sejak awal tahun (year to date) sebesar 2,09% dan administered price 1,27%, dan volatile food memberikan kontribus yang cukup besar, yakni 3,30%.
Bank Dunia juga meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun ini bisa mencapai 5,2%.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A Chaves, menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbilang positif di tengah ketidakpastian global yang meningkat.
Selain itu juga didukung investasi yang kokoh, inflasi stabil dan pasar tenaga kerja yang kuat.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,2% pada tahun ini," jelas Rodrigo dalam laporan Indonesia Economic Quarterly Bank Dunia edisi September 2018 di Jakarta, Kamis (20/9).