Pemerintah memastikan ketersediaan bahan bakar minyak atau BBM untuk kebutuhan saat Natal dan tahun baru (Nataru) 2023 lebih dari cukup. Ketahanan stok BBM terpantau aman, baik gasoline, gasoil, kerosene maupun avtur. Rerata ketahanan stok untuk semua jenis BBM itu di atas 17 hari.
"Diprediksi akan terjadi peningkatan demand harian BBM selama Nataru, gasoline kurang lebih 5%, kerosene sekitar 4% dan untuk avtur kurang lebih 50%, sementara gasoil diperkirakan turun 3%," jelas Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Erika Retnowati di Jakarta, Senin (19/12).
Stok elpiji (LPG) dijaga dalam kondisi aman, dengan ketahanan berkisar 15 hingga 17 hari. Ketersediaan LPG dijaga dengan penambahan pasokan LPG, baik fakultatif maupun extra dropping apabila diperlukan. Rata-rata alokasi harian agen/penyalur LPG tabung 3 kg untuk bulan Desember 2022 lebih tinggi 8,97% dari bulan November 2022.
Adapun kegiatan niaga, pengangkutan, penyimpanan, dan penyaluran gas melalui pipa maupun melalui SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas), jelas Erika, juga beroperasi aman dan normal serta berfungsi baik.
Subholding gas juga siap menjaga kehandalan penyaluran gas ke rumah tangga sebanyak 748.935 sambungan rumah, 4.295 pelanggan komersial industri, menyalurkan BBG melalui 11 SPBG dan 3 MRU, serta mendukung PLN grup menyalurkan energi listrik berbahan bakar gas dengan aman dan handal.
Kondisi aman juga terjadi pada pasokan tenaga listrik. Cadangan listrik pun terpenuhi. Diharapkan, jelas Erika, tidak ada pekerjaan/pemeliharaan yang dapat mengganggu pasokan listrik selama periode siaga Nataru kecuali pekerjaan perbaikan yang disebabkan gangguan.
Hal itu terungkap dalam rapat Posko Nasional oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan BPH Migas) sebagai koordinator pelaksanaan hari ini. Posko Nataru berlangsung selama 17 hari, yaitu sejak tanggal 19 Desember 2022-4 Januari 2023 bertempat di Gedung BPH Migas. Terdiri dari empat posko, yaitu Posko BBM, Posko LPG dan Gas Bumi, Posko Listrik, dan Posko Antisipasi Bencana Geologi.
Tim tanggap darurat
Kementerian ESDM juga membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi yang akan merespons dengan cepat setiap bencana yang terjadi dan siaga dalam waktu 24 jam. Di samping itu, kata Erika, tim akan meningkatkan pemantauan gunung api secara cermat di beberapa gunungapi aktif.
Tim juga akan membuat laporan/tanggapan dan rekomendasi teknis penanggulangan bencana geologi. Baik letusan gunung api, gempa bumi, tsunami, maupun gerakan tanah.
Laporan akan disampaikan kepada pemerintah pusat, pemda, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan dinas terkait yang menangani kebencanaan geologi. "Dengan semangat kolaborasi dan sinergitas anggota posko serta sinergitas antar instansi, Posko Nasional Sektor ESDM ini dapat berjalan lancar dan produktif," kata Erika