Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri mengatakan, ketersediaan vaksin akan memengaruhi proses pemulihan ekonomi nasional yang terganggu akibat dampak pandemi Covid-19.
“Sebelum vaksin selesai, protokol kesehatan harus tetap dijalankan. Artinya ekonomi harus beroperasi di bawah 100%. Dengan kondisi ini, maka pemulihan akan berbentuk kurva U bukan V,” katanya dalam akun twitter pribadinya, Senin (31/8).
Ketika vaksin ditemukan, membutuhkan waktu yang tak sedikit untuk menginjeksi 270 juta masyarakat Indonesia. Dan ketika itu berlangsung, protokol kesehatan tetap harus dijalankan.
"Sementara vaksin harus diberikan dua kali kepada satu orang. Jika ada 25 juta lansia dan setahun 365 hari. Maka setiap hari harus ada 68.000 orang divaksin selama setahun. Mampukah kita memberi vaksin 68.000 orang per hari?" ujarnya.
Oleh karena itu, dia menyarankan selama proses finalisasi vaksin berlangsung pemerintah perlu memaksimalkan setiap stimulus yang ada untuk mendorong perekonomian masyarakat, terutama untuk kelas bawah.
Sebabnya, masyarakat kelas bawah yang masih menjalankan aktivitas ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Ketika kelas menengah dan menengah ke atas cenderung berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Dia memperkirakan untuk kuartal III-2020 masih akan mengalami kontraksi setelah pada kuartal kedua mengalami penurunan yang dalam yaitu, minus 5,32%.
"Untuk kuartal III tahun ini mungkin masih terjadi perlambatan,” ucapnya.