Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan Indonesia akan menambah tiga satelit hingga 2022 untuk meningkatkan jangkauan internet. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan kebutuhan anggaran untuk satelit baru tersebut mencapai Rp22 triliun.
“Total ada tiga satelit karena Indonesia harus punya kapasitas yang besar. Ada 214.000 sekolah yang belum terhubung dengan internet. Nanti juga semua puskesmas di seluruh Indonesia, semua rumah sakit, semua kantor desa harus terkoneksi dengan kecepatan internet yang tinggi, bukan yang lemot," kata Rudiantara usai peluncuran Palapa Ring di Jakarta, Senin (14/10).
Rudiantara mengatakan, setelah proyek Palapa Ring diluncurkan, maka Indonesia akan merancang dua satelit lagi. Dia pun menyebut saat ini pemerintah tengah membangun 4.000 Base Transceiver Station (BTS). Proyek ini diharapkan selesai pada 2020.
Rudiantara menyebut Palapa Ring dikerjakan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP).
Pembiayaan yang diterapkan dengan skema availability payment (AP), memungkinkan pemerintah memulai pembayaran penggantian modal yang ditanamkan investor setelah proyek beroperasi.
"Konsorsium yang membangun, mengoperasikan, dan memiliki aset sampai 15 tahun baru ditransfer ke pemerintah," jelas Rudiantara.
Sedangkan tarif internet dari Palapa Ring tersebut menurut Rudiantara bersifat fleksibel. "Untuk tarif lebih fleksibel karena insentif untuk masyarakat untuk operator," tambah Rudiantara.
Proyek Palapa Ring ini bermula sejak Juli 2007, diawali dengan penandatangan konsorsium pembangunan jaringan serat optik di Kawasan Indonesia Timur (KIT) oleh tujuh operator telekomunikasi. Namun, konsorsium itu mengalami kendala hingga akhirnya terbengkalai hampir satu dekade.
Palapa Ring merupakan proyek pembangunan back bone atau tulang punggung serat optik nasional, yang akan menjangkau sebanyak 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer.
Tiga ruas back bone, yakni Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah dan Palapa Ring Timur. Proyek itu terdiri dari tujuh lingkar kecil serat optik di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi dan Maluku.
Palapa Ring Barat telah selesai pada Maret 2018, menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna dengan jaringan laut sepanjang 1.730 kilometer dan darat 545 kilometer.
Palapa Ring Tengah menjangkau 27 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,Maluku Utara, dan Kalimantan Timur dengan 1.706 kilometer jaringan laut dan 1.289 jaringan darat.
Palapa Ring Timur dibangun sejauh 4.450 kilometer yang terdiri dari sub marine cable sejauh 3.850 km dan land cable sepanjang 600 KM dengan landing point sejumlah lima belas titik pada 21 kota/kabupaten.
Pembangunan infrastruktur ini juga ditujukan untuk memacu penetrasi para operator di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Palapa Ring bisa mengurangi beban investasi membangun infrastruktur jaringan dari nol secara signifikan sehingga jaringan internet dapat menjangkau ke kecamatan dan kelurahan, kemudian ke rumah-rumah penduduk dan fasilitas-fasilitas umum, seperti sekolah dan rumah sakit. (Ant)