close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
dokumentasi Kementerian BUMN
icon caption
dokumentasi Kementerian BUMN
Bisnis
Rabu, 28 Maret 2018 11:17

Pemerintah targetkan BUMN raih laba Rp200 triliun

Perolehan laba BUMN dari tahun ke tahun memang meningkat, pada 2015 Rp149 triliun, 2016 sebesar Rp164 triliun, dan 2017 Rp183 triliun
swipe

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan mempoleh laba dari 143 BUMN mencapai Rp200 triliun.

Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, saat ditemui Antara, menyebutkan target perolehan laba meningkat dari tahun 2017 yang hanya sebesar Rp183 triliun.

"Profitability ketika Ibu Rini masuk menjadi Menteri masih sekitar Rp140 triliun, sekarang hampir Rp180 triliun. Bu Menteri justru harapannya tahun ini bisa tembus Rp200 triliun," tutur Imam, Rabu (28/3).

Perolehan laba BUMN dari tahun ke tahun memang meningkat, pada 2015 tercatat sebesar Rp149 triliun, 2016 sebesar Rp164 triliun, dan 2017 sebesar Rp183 triliun.

Dalam pencapaiannya, Kementerian BUMN berhasil mengurangi perusahaan BUMN yang merugi dari 26 perusahaan pada 2014 menjadi 12 perusahaan pada 2017.

Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno pada "kick-off" peringatan HUT Ke-20 Kementerian BUMN di Walini, Bandung Barat, mengingatkan 143 perusahaan BUMN merupakan sebuah keluarga, sehingga diharapkan tidak ada kompetisi yang menjatuhkan dan membuat banyak BUMN tidak sehat.

Pada peringatan HUT Ke-20 Kementerian BUMN ini, ada 24 perusahaan BUMN yang berpartisipasi dan mengadakan berbagai program maupun kegiatan hingga satu bulan mendatang yang difokuskan kepada masyarakat.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga mendukung kreativitas perusahaan pelat merah dalam mencari sumber pendanaan. Tujuannya agar BUMN tidak hanya mengandalkan sumber pendanaan konvensional, seperti pinjaman perbankan. Salah satu contohnya seperti yang tengah dilakukan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 

Lewat instrumen Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), kedua BUMN tersebut akan mendivestasikan sahamnya di enam ruas tol Trans Jawa. Kementerian BUMN pun terus berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar bisa segera merampungkan segala prosesnya.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN Ahmad Bambang mengungkapkan, RDPT Waskita Karya sudah mendapat surat efektif dari OJK. Rencananya, anak usaha Waskita Karya akan mendivestasikan tiga ruas tol yang dimilikinya yakni Kanci - Pajagan, Pajagan - Pemalang, dan  Pasuruan - Probolinggo.

"Investor yang berminat Taspen, Jamkrindo, Jasa Raharja, Asabri, Dana Pensiun dan beberapa perusahaan lain. Targetnya bisa peroleh dana kurang lebih Rp5 triliun," kata Ahmad Bambang.

Sementara untuk RDPT Jasa Marga prosesnya masih terus bergulir di OJK. Perseroan berencana melakukan divestasi saham di tiga entitas anak yakni PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ). Ruas Tol yang ditawarkan yakni Batang - Semarang, Solo - Ngawi, dan Ngawi - Kertosono.

"Untuk Jasa Marga, hanya 20% kepemilikan yang ditawarkan dengan target perolehan dana sebesar Rp3 triliun," jelasnya.

Langkah ini dilakukan demi memperkuat keuangan perseroan mengingat keduanya sedang banyak berinvestasi. Maka dari itu, pendanaan melalui instrumen RDPT dinilai cocok bagi Jasa Marga dan Waskita Karya yang banyak berinvestasi pada proyek infrastruktur berskala besar.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan