Pemerintah resmi menjajakan Saving Bond Retail (SBR) seri SBR007. Bagi Anda yang berminat untuk investasi, bisa merogoh kocek mulai dari Rp1 juta dan maksimal pemesanan sebesar Rp3 miliar.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman mengatakan pembelian SBR007 cukup mudah seperti SBR sebelumnya. Investor bisa membeli instrumen ini secara online dengan empat tahapan, yakni registrasi, pemesanan, pembayaran, dan konfirmasi.
"Untuk SBR007 ini sama dengan yang sebelumnya dan dipasarkan melalui platform online. Jadi investor bisa melakukan aksesnya melakui smartphone, praktis bisa dilakukan dengan mudah,” kata dia, di Jakarta, Kamis (11/7).
Untuk pembelian SBR007, registrasi dapat dilakukan setiap hari di mitra distribusi yang telah ditetapkan. Masa penawaran SBR007 dibuka pada 11 Juli 2019 pukul 09.00 WIB dan akan ditutup pada 25 Juli 2019 pukul 10.00 WIB.
Mitra distribusi berjumlah 20, terdiri dari 12 bank umum, yaitu PT Bank Central Asia, PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Permata, PT Bank Rakyat Indonesia, dan PT Bank Tabungan Negara.
Kemudian, PT Bank Maybank Indonesia, PT Bank CIMB Niaga, PT Bank OCBC NISP, PT Bank Panin, PT Bank DBS Indonesia, dan PT Bank HSBC Indonesia.
Lalu, enam perusahan efek dan efek khusus, yaitu PT Trimegah Sekuritas Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Capitale (Tanamduit), dan PT Nusantara Sejahtera Investama (Invisee).
Selain itu, dua perusahaan berbasis teknologi finansial, yaitu PT Investree Radhika Jaya (Investree) dan PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).
Lalu, bagaimana dengan keuntungannya?
Menurut Luky, SBR007 memiliki jenis kupon mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate. Penetapan kupon disesuaikan setiap tiga bulan sekali dengan didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 150 bps (1,50%).
Nah, untuk tiga bulan pertama instrumen ini membagikan kupon 7,5%. Perhitungannya, suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon sebesar 6% ditambah spread tetap 150 bps. Suku bunga 7,5% itu sekaligus merupakan tingkat kupon minimal (floor). Artinya, tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo. SBR007 ini memiliki tenor dua tahun.
“Kalau suku bunga BI turun, maka SBR0007 punya batasan minimal suku bunga sampai 7,5%,” kata Luky
Bentuk Obligasi SBR007 adalah obligasi negara tanpa warkat. Produk ini tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo. Namun, investor bisa melakukan early redemption atau masa pelunasan sebelum jatuh tempo.
Dalam paparannya, Luky juga menyampaikan pentingnya berinvestasi sejak usia dini. Investasi SBR007 bisa menjadi pilihan karena terjamin keamanannya oleh Kementerian Keuangan.
"Dengan berinvestasi, seseorang dilatih untuk mengelola keuangannya secara baik dan disiplin dalam membelanjakan dananya sesuai dengan rencana alokasinya," lanjutnya
Selain itu, Luky juga menjamin bahwa berinvestasi dengan SBR007 sebagai produk dari pemerintah sangat aman dan tidak mungkin default.
"SBR007 adalah produk pemerintah untuk membiayai pembangunan Indonesia, Insya Allah aman tidak mungkin default, karena yang mengadakan investasi ini adalah langsung dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia,” katanya.