close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada kendaraan di SPBU Coco, Kuningan, Jakarta, Jumat (31/8)./AntaraFoto
icon caption
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada kendaraan di SPBU Coco, Kuningan, Jakarta, Jumat (31/8)./AntaraFoto
Bisnis
Rabu, 05 September 2018 19:18

Pemerintah tidak rencanakan kenaikan harga BBM

Tren neraca migas yang menunjukkan sinyal positif di semester pertama 2018 ini juga masih akan berlanjut di semester kedua 2018.
swipe

Hasil evaluasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terhadap penerimaan negara di sub sektor minyak dan gas bumi (migas) menunjukkan capaian angka positif pada semester pertama 2018. Hal ini menjadi salah satu dasar bagi Pemerintah untuk tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Pemerintah tidak merencanakan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat," ucap Menteri ESDM Ignasius Jonan, dalam bincang dengan media di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (5/9). 

Sampai dengan semester pertama 2018 penerimaan negara lebih baik dari periode yang sama di 2017.  Lebih besar sekitar US$ 1,89 miliar dibanding semester pertama tahun lalu. Bahkan setelah dikurangi tambahan subsidi solar tahun ini, angkanya masih positif.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, menambahkan, angka yang disebut Menteri Jonan adalah angka penerimaan negara yang berasal dari lifting minyak dan gas bumi. “Untuk semester pertama 2018 angka penerimaan negara dari migas ini mencapai US$ 6,57 miliar, tahun lalu pada periode yang sama angkanya US$ 4,68 miliar. Nilainya naik US$ 1,89 miliar atau sekitar Rp 28 triliun,” tutur Agung di Jakarta, Rabu (5/9).

Di sisi lain, subsidi BBM jenis solar yang digelontorkan Pemerintah tahun ini ditambah Rp 1.500 per liter, dari sebelumnya Rp 500 di 2017 menjadi Rp 2.000 per liter di 2018. “Realisasi penyaluran solar pada semester 1 tahun 2018 ini sebesar 7,2 juta KL (Kilo Liter), dikalikan tambahan subsidi Rp 1.500 menjadi sekitar Rp 10,8 triliun, jauh lebih kecil dibandingkan peningkatan penerimaan negara yang kita punya di semester satu ini sebesar Rp 28 triliun. Bahkan Rp 28 triliun tersebut sudah bisa menutup beban tambahan subsidi sampai akhir tahun 2018, dimana kuota solar total mencapai 14,5 KL,” jelasnya.

Tren neraca migas yang menunjukkan sinyal positif di semester pertama 2018 ini juga masih akan berlanjut di semester kedua 2018. Maka wajar jika pemerintah memutuskan tidak akan menaikkan harga BBM, meskipun kurs Rupiah terhadap US$ melemah. 

Selain itu, dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo untuk mengendalikan impor dan memperkuat devisa, Kementerian ESDM telah menetapkan kebijakan strategis mulai dari penataan ulang proyek ketenagalistrikan, penerapan perluasan mandatori B20, meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), hingga kebijakan hasil ekspor sumber daya alam untuk penguatan devisa nasional.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan