Center of Reform in Economics (Core) memproyeksikan perekonomian Indonesia bisa tumbuh di atas 5% pada kuartal I-2019. Pertumbuhan ini didorong konsumsi rumah tangga yang melonjak jelang pemilihan umum (pemilu) 2019.
"Menjelang pemilu, konsumsi rumah tangga cukup baik sehingga menopang perekonomian nasional kuartal pertama tahun ini mencapai lima persen," ujar Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal dalam diskusi ekonomi di Jakarta, Selasa (9/4).
Faisal menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga akan tumbuh relatif stabil di kisaran 5%, seperti pada tiga kuartal sebelumnya. Hal ini terlihat dari indeks penjualan riil yang trennya meningkat hingga Februari 2019.
Pada kuartal I-2018 indeks penjualan riil berada pada pertumbuhan 0,7%, tren pertumbuhan terus berlanjut hingga Februari 2019 menjadi 10,9%.
"Ini berbalik dari tahun 2017 yang penjualan riil sempat mengalami mengalami penurunan, yang menunjukkan perlambatan kosnumsi rumah tangga," katanya.
Sementara, daya beli masyarakat juga terjaga, terlihat dari inflasi hingga kuartal I-2019 yang menunjukkan skala terkendali. Pada Maret 2019, tingkat inflasi berada di 0,11% (mtm), sedangkan secara tahunan (yoy) mencapai 2,48%.
"Inflasi terkendali, masih sesuai sasaran pemerintah di kisaran 3,5%," tuturnya.
Prediksi yang serupa telah lebih dulu dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI). BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 akan tumbuh di 5,2%. Pertumbuhan ini di dorong oleh meningkatnya konsumsi swasta dan lembaga non rumah tangga imbas dari persiapan pemilu.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah dalam memberi stimulus fiskal melalui bantuan sosial (bansos) juga cukup berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Sehingga bisa menopang pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2019.