close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Inovasi pemuda asal Klaten menghasilkan beras ungu yang disebut memiliki banyak keunggulan. Dokumentasi pribadi
icon caption
Inovasi pemuda asal Klaten menghasilkan beras ungu yang disebut memiliki banyak keunggulan. Dokumentasi pribadi
Bisnis
Jumat, 26 Mei 2023 19:24

Inovasi pemuda asal Klaten ini hasilkan beras ungu, apa keunggulannya?

Pemuliaan dilakukan dengan melakukan persilangan terhadap 3 varietas lokal unggul yang usia tanamnya lama.
swipe

Pemuda asal Klaten, Jawa Tengah (Jateng), Eko Mardiyono, berhasil melakukan pemuliaan tanaman padi dengan menghasilkan beras ungu. Upayanya sejak 2014 itu berbuah manis lantaran beras yang diproduksi memiliki keunggulan dibandingkan varietas yang ada.

"Beras ungu ini memiliki karakteristik pulen. Kandungan nilai gizi juga baik bahkan bebas residu pestisida karena pembudidayaannya secara organik," katanya dalam keterangannya, Jumat (26/5).

"Keunggulan tersebut sesuai hasil laboratorium oleh Sucofindo pada 2017 lalu," imbuh dia. Eko sendiri belum melakukan permohonan sertifikasi atas benih padi yang dimuliakannya ke Kementerian Pertanian (Kementan).

Fungsionaris DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu menerangkan, pemulian tanaman padinya berasal dari varietas padi lokal unggul dengan melakukan persilangan terhadap 3 varietas yang usia tanamnya lama.

"Beras ungu ini bernilai ekonomis karena usia tanaman relatif pendek dibanding varietas padi unggul lain. Tetua induk memiliki usia tanam 6 bulan, sedang padi ungu hanya 120 HSS (hari sesudah semai)," ungkapnya.

Upaya Eko melakukan pemuliaan tanaman padi menuai hasil setelah 3 tahun melakukan pemuliaan. Sejak 2017 hingga kini, pengembangan beras ungu terbatas di lahan seluas 30 ha yang tersebar di Klaten dan Sragen, Jateng; Bantul, DIY; serta Cianjur, Jawa Barat.

Hasil laboratorium beras ungu yang dihasilkan pemuda asal Klaten, Eko Mardiyono. Dokumentasi pribadi

Sementara itu, Ketua Umum KNPI, Haris Pertama, berharap pemerintah pusat memberikan dukungan terhadap Eko. Pangkalnya, inovasi dan kreativitasnya tersebut tergolong vital karena menyangkut menjaga ketahanan pangan.

"Kita ini selalu bermasalah dengan ketahanan pangan. Buktinya, sering kali kita impor beras dari negara tetangga, seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Padahal, kita negara agraris," ucapnya.

"Nah, ini teman kita dari KNPI berhasil memuliakan tanaman padi dengan hasil bagus. Saya berharap pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pertanian, memiliki perhatian serius kepada karya anak bangsa dalam inovasi dan kreativitas ini," sambungnya.

Menurut Haris, perhatian pemerintah bisa dalam bentuk dukungan riset atau promosi. "Banyak dari anak muda kita menghasilkan karya yang membanggakan, tetapi masih rendah perhatian pemerintah dalam pengembangan riset dan promosi."

Dirinya berkeyakinan benih padi hasil pemuliaan Eko dapat berkontribusi menjaga ketahanan pangan nasional apabila ada dukungan dari pemerintah.

"Jika Kementan turut membantu melakukan pengembangan dan fasilitasi, saya optimis sektor pangan kita akan kembali berdaulat. Sekarang tinggal pemerintah, apakah serius atau tidak," ujarnya.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan