Masalah stunting menjadi perhatian banyak pihak. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) membagikan paket sembako makanan bergizi untuk ratusan masyarakat di Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah (20/06). Paket tersebut diserahkan langsung oleh Kepala BPIP, Yudian Wahyudi secara simbolis dalam acara Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila yang bertajuk “Pancasila dalam Tindakan Penanggulangan Stunting”.
Ribuan masyarakat Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah berbondong-bondong datang ke Rumah Revolusi Mental WCS Mojogedang, Karanganyar (20/6). Mereka yang mayoritas ibu-ibu itu antusias menerima paket sembako makanan sehat dan bergizi dengan membawa anak-anak kecil mereka.
Yudian mengatakan, pihaknya telah berkomitmen dan bergotong royong bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan kementerian atau lembaga lainnya untuk mencegah dan mengatasi kasus stunting di Indonesia.
“BPIP bekerja sama dengan BKKBN dan beberapa K/L, meluncurkan gerakan semesta bersama mencegah stunting di Jakarta untuk mencapai target penurunan angka stunting di angka 14% pada tahun 2024 ini," ujar Yudian.
Menurutnya, stunting sangat mengancam kelangsungan generasi penerus bangsa. Pasalnya, stunting dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Oleh sebab itu, Yudian menekankan, persoalan stunting merupakan masalah serius yang harus ditangani dengan tepat.
“Bukan hanya perkara tinggi badan (yang kurang), paling bahaya adalah keterbelakangan mental dan terserang penyakit kronis. Tidak kita harapkan karena anak-anak adalah pemimpin masa depan," tuturnya.
Ia menambahkan, BPIP selalu memantik peran serta masyarakat dalam menjawab permasalahan sosial, termasuk kasus stunting yang sudah menjadi program prioritas nasional.
“Selain sumber daya alam, dengan Pancasila kita punya sumber konstitusi terbaik di muka bumi. Siapapun terlahir sebagai calon presiden. Masalahnya adalah SDM (sumber daya manusia). Jangan sampai anak-anak kita jadi calon pemimpin yang lemah. Maka harus kita siapkan dan antisipasi dari keterbelakangan," tuturnya.
Sementara itu, Pj. Bupati Karanganyar mengungkapkan, di daerahnya masih terdapat kasus stunting yang membutuhkan penanggulangan. Oleh sebab itu, pihaknya telah menggalang kerja sama dengan berbagai instansi untuk mengatasi persoalan tersebut, termasuk dengan BPIP.
“Per bulan Juni 2024, kasus stunting di Kabupaten Karanganyar ditemukan di tujuh kecamatan dan 24 desa. Pemkab telah menggalakkan Bapak Asuh Anak Stunting. Melalui program ini, KORPRI memberikan susu formula khusus bagi anak-anak stunting. Tercatat 77 anak menerima bantuan selama tiga bulan dan dipantau oleh Tim Cegah Stunting Kabupaten Karanganyar," paparnya.
Keterangan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Karanganyar, mewakili Pj. Bupati Karanganyar di tempat yang sama.
Sejalan dengan Pj. Bupati Karanganyar, Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Prakoso menyampaikan, sejak tahun 2023 BPIP telah bergotong royong untuk menanggulangi dan mengantisipasi terjadinya kasus stunting ke berbagai daerah.
“BPIP bekerja sama dengan Pemkab Karanganyar untuk intervensi penanganan 17 anak stunting selama tiga bulan. Paket sembako untuk masyarakat Mojogedang untuk menangani dan mengurangi kasus stunting di Kabupaten Karanganyar," katanya.
Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri Forkopimda Kab. Karanganyar dan para Kepala Desa di wilayah Kecamatan Mojogedang. BPIP berpesan agar kontrol sosial kepada keluarga rentan selalu dilakukan oleh pemerintah melalui Kepala Desa sebagai pemimpin yang langsung bersentuhan dengan masyarakat sehari-hari.