Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pendaftaran kartu pra kerja yang dibuka pada Sabtu (11/4) telah menarik minat sebanyak 3,7 juta pendaftar selama dua hari.
Airlangga mengatakan peluncuran kartu pra kerja ini diharapkan menjadi second line of defense saat pandemi Covid-19. Semula, lanjut Airlangga, kartu yang berfungsi sebagai jaring pengaman untuk mencari pekerjaan, atas saran Presiden Joko Widodo, dikonversi menjadi jaring pengaman untuk kehilangan pekerjaan.
"Jaringan pengaman untuk cipta kerja sendiri ini ada dalam Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) ada dalam pasal. Sehingga dengan adanya UU Ciptaker, bentuk pemanfaatannya melalui mekanisme asuransi," ujar Airlangga dalam rapat kerja bersama Badan Legislasi DPR RI, Selasa (14/4).
Airlangga melanjutkan, adapun jumlah pendaftar yang lolos pada batch pertama dengan melakukan verifikasi e-mail dan verifikasi nomor induk kependudukan (NIK) sebanyak 926.790 orang.
"Ini artinya dampak Covid-19 betul-betul mengganggu masyarakat," kata dia.
Apabila dilihat dari target jumlah pendaftar yang ada, jumlah tersebut telah masuk ke lima gelombang. Sebab, sebelumnya pemerintah mengumumkan akan memasukkan sebanyak 164.000 pendaftar dalam gelombang I dan akan terus ditingkatkan.
Sementara berdasarkan provinsinya, Provinsi Jawa Barat menjadi asal pendaftar kartu pra kerja terbanyak, disusul oleh DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Jawa Barat memang terkena dampak Covid-19 cukup dalam. Ini sesuai dengan data yang kami peroleh," tuturnya.
Airlangga pun mengatakan pemerintah memperkirakan Covid-19 akan membuat tingkat pengangguran terbuka naik ke 7,73% dari perencanaan 5,18%. Selain itu tingkat kemiskinan juga bisa naik dari 9,15% ke 9,59%.