Industri asuransi jiwa mulai menunjukkan pertumbuhan positif di kuartal I-2021. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan positif di laporan pendapatan usaha untuk kuartal I-2021, dari 59 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan, pihaknya senang industri asuransi di Indonesia memperlihatkan pertumbuhan positif di kuartal I-2021. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbaikan positif pada laporan pendapatan 54 perusahaan asuransi jiwa, dari total 59 anggota AAJI.
"Jika sebelumnya industri asuransi jiwa mencatatkan perlambatan di kuartal I-2020, maka kali ini tanda rebound mulai terlihat. Industri asuransi jiwa mencatatkan total pendapatan Rp62,6 triliun di kuartal I-2021," kata Budi dalam konferensi pers AAJI, Selasa (8/6).
Peningkatan kinerja ini didorong oleh membaiknya ekonomi makro, peningkatan kesadaran masyarakat akan perlunya asuransi jiwa, vaksinasi, dan strategi asuransi jiwa sepanjang tahun ini.
Dia melanjutkan, elemen terbesar dari pendapatan industri asuransi jiwa berasal dari premi. Total pendapatan premi industri asuransi jiwa mengalami pertumbuhan sebesar 28,5% YoY, dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Yaitu, mencapai Rp57,45 triliun di kuartal I-2021.
Pada kuartal I-2021, total pendapatan premi dari bisnis baru tercatat Rp11 triliun, lebih besar 42,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, persentase premi lanjutan atau yang dilanjutkan oleh nasabah mengalami kenaikan sebesar 9,3%.
Total pendapatan premi dari bisnis baru senilai Rp37,04 triliun tersebut merupakan sumber pendapatan terbesar, atau setara 59% dari total pendapatan perusahaan yang bernaung di bawah AAJI. Selain itu, Budi melihat bancassurance berperan besar dalam meningkatkan total pendapatan premi tersebut.
“Menariknya, pertumbuhan total premi ini lebih banyak didorong oleh peningkatan premi yang masif dari saluran distribusi bancassurance. Pertumbuhan dari moda saluran yang memanfaatkan kerjasama antara perbankan dan asuransi ini memiliki pertumbuhan sekitar 55% dari periode sebelumnya. Bancassurance memiliki kontribusi lebih dari separuh dari total premi yang didapatkan di kuartal pertama tahun ini, yaitu sekitar 53%,” ujar Budi.
Pertumbuhan juga terjadi pada saluran distribusi alternatif sebesar 35%, atau berkontribusi sebesar 18,8% pada total pendapatan premi. Namun, perlambatan terjadi pada saluran distribusi keagenan dan telemarketing, masing-masing sebesar 5,8% dan 14,3%.
Sementara dari jenis produk asuransi jiwa yang laku di kuartal I-2021 ini, unit link masih menjadi primadona. Budi menuturkan, unit link secara konsisten selalu menjadi produk yang mendominasi selama beberapa tahun terakhir.
Meskipun ekonomi Indonesia masih terdampak akibat pandemi hingga saat ini, penjualan unit link masih bisa tumbuh 31,7% di kuartal I-2021. Kontribusinya juga sangat besar, yakni 62,4% dari keseluruhan total premi industri asuransi jiwa.