Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Hadiyanto mengungkapkan, pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) pada tahun ini diperkirakan mengalami peningkatan menjadi Rp78,8 triliun dari target Rp58,8 triliun.
Perkiraan ini melihat tren pertumbuhan pendapatan BLU yang meningkat di 2020. Tahun lalu pendapatan BLU tumbuh 40,2% dari Rp48,9 triliun di 2019, menjadi Rp69,69 triliun.
Capaian BLU ini pun melampaui target sebesar Rp50 triliun pada APBN 2020, dengan pertumbuhan yang mencapai 139%, dan menambah pemasukan dalam komponen pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
“Di tengah tantangan pandemi dan penurunan ekonomi global, BLU masih mampu tumbuh tinggi, kami sangat apresiatif terhadap kinerja ini,” katanya dalam acara BLU Berstrategi Pulihkan Ekonomi, Jumat (19/3).
Hadiyanto pun mengatakan, peningkatan pendapatan BLU juga ditandai dengan peningkatan jumlah BLU dari tahun ke tahun, dari sebanyak 182 BLU pada 2016, menjadi 244 BLU di 2020.
Dari 244 BLU tersebut, sebanyak 105 BLU memberikan pelayanan kesehatan, 101 BLU di layanan pendidikan, 10 BLU di pengelolaan dana, lima BLU di pengelolaan kawasan, dan 23 BLU di penyediaan barang dan jasa lainnya.
Dia pun menuturkan, di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini BLU didorong untuk dapat memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Sebagai agen pemerintah, BLU dituntut untuk melakukan langkah-langkah yang extraordinary di bidangnya masing-masing sehingga diharapkan berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
BLU diharapkan dapat menjadi jembatan dari kebutuhan masyarakat dan dunia industri, termasuk dalam hal pembiayaan, untuk memudahkan pemulihan ekonomi masyarakat.
"Langkah extraordinary harus fokus pada layanan masyarakat. Pengolahan BLU oleh instansi pemerintah harus mengedepankan kualitas pelayanan dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat,” ucapnya.