close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto tangkapan layar YouTube Kemenkeu RI.
icon caption
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto tangkapan layar YouTube Kemenkeu RI.
Bisnis
Senin, 23 Agustus 2021 19:50

Pendapatan negara diproyeksi capai 99,5% dari target APBN 2021

Pendapatan negara pada 2021 diperkirakan mencapai Rp1.735,7 triliun atau 99,5% dari target APBN 2021.
swipe

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan sejumlah outlook dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. Dia memperkirakan, pendapatan negara pada 2021 akan mencapai Rp1.735,7 triliun atau 99,5% dari target APBN 2021 yang sebesar Rp1.743,6 triliun.

"Secara total hampir memenuhi sesuai UU APBN 2021, secara komposisi mungkin agak berbeda," katanya dalam video conference, Senin (23/8).

Dia merinci, dari sisi pendapatan negara, outlook penerimaan pajak akan mengalami shortfall sebesar Rp87,1 triliun, di mana realisasinya diproyeksikan hanya sebesar Rp1.142,5 triliun atau 92,9% dari target APBN Rp1.229,6 triliun.

Kendati demikian, dia mengatakan shortfall pajak tersebut dapat ditutupi oleh peningkatan realisasi bea dan cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Untuk bea dan cukai diproyeksikan sebesar Rp233,4 triliun atau 108,6% dari target APBN 2021 sebesar Rp215 triliun. Sementara, PNBP diproyeksi realisasinya sebesar Rp357,2 triliun atau 119,8% dari target APBN Rp298,2 triliun.

"Dalam hal ini, secara total tidak terlalu banyak berbeda dalam hal pendapatan negara," ujarnya.

Sementara itu, untuk belanja negara outlook-nya diperkirakan sebesar Rp2.697,2 triliun atau 98,1% dari target APBN 2021 Rp2.750 triliun. Rinciannya, belanja pemerintah pusat diproyeksikan akan sebesar Rp1.927 triliun atau 98,6% dari target Rp1.954,5 triliun.

Sedangkan, realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) diproyeksikan sebesar Rp770 triliun atau 96,8% dari target APBN Rp795,5 triliun.

"Dengan demikian, outlook keseimbangan primer kita Rp595,3 triliun lebih rendah dari APBN yang sebesar Rp633,1 triliun, atau dalam hal ini 37,9 triliun lebih rendah dari UU APBN," ujarnya.

Dengan outlook tersebut, maka defisit anggaran diperkirakan lebih rendah Rp44,9 triliun, dari target APBN sebesar Rp1.006,4 triliun menjadi Rp961,5 triliun.

"Kalau dari sisi persentase terhadap GDP (gross domestic product) masih 5,82%, ini karena GDP kita growth-nya tadi di bawah asumsi kita yang tadinya 5%, menjadi hanya sekitar 3,7% - 4,5%," ucapnya.

 

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan