close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas Bea Cukai Blitar memeriksa barang bukti hasil sitaan Kantor Bea Cukai Blitar saat upacara pemusnahan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (RUPBASAN) Blitar, Jawa Timur, Rabu (2/10)./Antara Foto
icon caption
Petugas Bea Cukai Blitar memeriksa barang bukti hasil sitaan Kantor Bea Cukai Blitar saat upacara pemusnahan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (RUPBASAN) Blitar, Jawa Timur, Rabu (2/10)./Antara Foto
Bisnis
Selasa, 05 November 2019 06:47

Jelang tutup tahun, penerimaan bea dan cukai baru 76% dari target

Realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 31 Oktober 2019 mencapai Rp158,7 triliun.
swipe

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 31 Oktober 2019 mencapai Rp158,7 triliun atau sebesar 76% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp208,8 triliun.

"Total Rp158,7 dari target Rp208,8 atau 76%," kata Heru saat ditemui di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (4/11).

Dia menjelaskan penerimaan tersebut dikantongi dari bea masuk sebesar Rp30,3 triliun dari target APBN 2019 yang sebesar Rp38,8 triliun. Lalu penerimaan juga datang dari penerimaan cukai sebesar Rp125,5 triliun dari target penerimaan APBN yang sebesar Rp165,5 triliun tahun ini. 

"Kemudian bea keluar Rp2,89 triliun dari target Rp4,4 triliun," ujarnya.

Heru mengaku, lambatnya penerimaan terutama disebabkan oleh turunnya realisasi bea masuk dan bea keluar. Faktor perekonomian global yang terpapar perang dagang mengakibatkan lesunya ekspor Indonesia ke luar negeri. 

"Memang yang mengalami penurunan itu bea masuk dan bea keluar, terutama bea keluar karena ada kondisi trade war itu," ucapnya.

Dalam paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, untuk bea masuk, sektor yang mengalami perlambatan terjadi di perdagangan. Hingga September 2019, sektor ini hanya tumbuh 8,4% atau sebesar Rp13,35 triliun. Angka tersebut lebih rendah dari periode yang sama 2018 sebesar 21,7%.

Selain itu, perlambatan penerimaan bea masuk juga terjadi untuk sektor industri pengolahan yang hanya tumbuh sebesar 7,3% atau Rp11,54 triliun. Angka itu lebih rendah dibandingkan periode 2018 sebesar 9,4%.

Sementara itu untuk bea keluar, sektor yang mengalami kontraksi adalah lapangan usaha pertambangan, yang tumbuh 48,2% atau Rp1,83 triliun. Perolehan itu jauh lebih rendah dari periode yang sama tahun 2018 sebesar 92,06%.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan