Kebocoran gas terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Sabtu (12/3). Akibat kecelakaan ini, satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Ketua Asosiasi Panasbumi Indonesia (API), Prijandaru Effendi mengatakan, saat ini Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai pengawas keselamatan kerja sedang melakukan investigasi. Tujuannya guna mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, sehingga bisa merumuskan upaya pencegahan agar kejadian semacam ini tidak terulang kembali.
"Saat ini EBTKE sebagai wakil dari pemerintah sebagai pengawas keselamatan kerja sedang melakukan investigasi," ucap Prijandaru kepada Alinea.id, Senin (14/3).
Menurutnya, relief valve yang sudah terbuka secara otomatis saat pengecekan membuat H2S terelease secara tiba-tiba.
"Namun begitu, mari kita tunggu hasil investigasi dari EBTKE agar penyebab kecelakaan ini menjadi terang dan kita tidak berspekulasi," ucapnya.
Prijandaru menyampaikan rasa prihatin atas kejadian ini dan berbelasungkawa atas adanya korban yang diakibatkan kecelakaan.
"Mudah-mudahan teman-teman di Geodipa dapat melalui musibah ini dengan baik dan terukur," ujarnya.
Sebelumnya, PT Geo Dipa Energi (Persero) membenarkan telah terjadi kecelakaan kerja di wilayah kerja Geo Dipa Unit Dieng, tepatnya PAD 28. Corporate Secretary PT Geo Dipa Energi (Persero) Endang Iswandini melalui keterangan resminya menyampaikan, tidak terjadi ledakan di salah satu sumur, ataupun terjadi pada sumur pengeboran.
Dia menjelaskan, pada pukul 14.55 WIB di PAD 28 yang berlokasi di Dieng, Batur, Banjarnegara dari kegiatan quenching sumur, salah seorang pekerja Pelaksanaan Pekerjaan Workover berinisiatif memeriksa relief valve di mud pump-1 yang terbuka secara otomatis. Kemudian, pekerja tersebut terjatuh pingsan dan dievakuasi ke Puskesmas Kejajar 1 Wonosobo. Diduga korban terpapar gas beracun yang keluar bersama dengan air saat relief valve terbuka otomatis.
"Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, seluruh SOP sudah dijalankan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan kerja yang berlaku," ucapnya.
Dipastikan juga bahwa tidak ada masyarakat yang menjadi korban akibat kejadian tersebut. Menurutnya, pihak Geodipa akan bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan tersebut kepada seluruh korban yang terdampak.
"Segenap manajemen dan seluruh Insan GeoDipa mengucapkan turut berduka cita atas terjadinya kecelakaan kerja tersebut," katanya.
Korban tercatat tujuh orang, namun enam orang sudah dilarikan ke RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo setelah sebelumnya mendapatkan tindakan medis awal di Puskesmas Kejajar. Dari total korban tersebut, satu orang meninggal dunia di Puskesmas.