close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Siswi kelas XII SMK Bhakti Karya Karanganyar, Ida Ayu Riski Susilowati berangkat sekolah sambil berjualan cilok di Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (23/10/2018). Ida Ayu Riski Susilowati bersekolah sambil berjualan cilok untuk memenuhi kebutuhan sehari-ha
icon caption
Siswi kelas XII SMK Bhakti Karya Karanganyar, Ida Ayu Riski Susilowati berangkat sekolah sambil berjualan cilok di Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (23/10/2018). Ida Ayu Riski Susilowati bersekolah sambil berjualan cilok untuk memenuhi kebutuhan sehari-ha
Bisnis
Senin, 05 November 2018 17:17

Pengangguran turun, lulusan SMK paling banyak menganggur

BPS mengumumkan tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2018 turun 0,16% dengan dominasi lulusan SMK yang banyak menganggur.
swipe

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2018 turun 0,16% dengan dominasi lulusan SMK yang banyak menganggur.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2018 mencapai 5,34% atau mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 5,50%.

Dari total angkatan kerja 131,01 juta orang, sebanyak 7 juta masih menganggur. Jumlah angkatan kerja bertambah 2,95 juta dari periode Agustus 2017.

"Tingkat pengangguran turun 0,16%, tetapi masih ada perbedaan tinggi antara kota dan desa," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/11).

Pria yang kerap di sapa Kecuk ini, menuturkan, tingkat pengangguran di kota lebih besar daripada di perdesaan. TPT di perkotaan sebesar 6,45%, sedangkan TPT di perdesaan hanya sebesar 4,04%.

Kendati demikian, TPT di perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,34%. Sebaliknya, TPT perdesaaan meningkat sebesar 0,03%. 

Menurut dia, peningkatan angka pengangguran di desa lantaran adanya pengurangan pekerjaan di sektor pertanian. 

"Di pertanian kalau dilacak sebetulnya, penurunan untuk jumlah petani di palawija dan karet berkurang sekitar 1,3 juta (orang). Tapi, untuk sektor lain, dia naik untuk peternakan," papar Kecuk. 

SMK menganggur

Ditinjau dari tingkat pendidikan pada Agustus 2018, TPT untuk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi di antara tingkat pendidikan lain. Lulusan SMK yang menganggur mencapai 11,24%. 

Kemudian, TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,95%. 

"Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap, terutama pada tingkat pendidikan SMK dan SMA," urainya. 

Sementara itu, sambungnya, masyarakat yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja. Lihat saja dari TPT SD ke bawah paling kecil di antara semua tingkat pendidikan, yaitu sebesar 2,43%. 

Dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu, peningkatan TPT hanya terjadi pada lulusan tingkat pendidikan universtitas. Sedangkan, TPT pada tingkat pendidikan lainnya menurun. 

Secara keseluruhan, TPT terendah sebesar 2,43% terdapat pada penduduk berpendidikan SD ke bawah. Sebaliknya, TPT tertinggi sebesar 11,24% pada jenjang pendidikan SMK. 

Jika dibandingkan TPT untuk SMK pada Februari 2018 yang sebesar 8,92%, TPT pada Agustus 2018 sebesar 11,24% terjadi kenaikan 26% tingkat pengangguran pada tingkat pendidikan SMK. 

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan