Wapres: Pengembangan keuangan syariah berfokus pada empat bidang
Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Menyelenggarakan kegiatan yang merupakan kombinasi bentuk kegiatan ekspo, edukasi, dan entertainment “Sharia Investment Week 2021” yang dilaksanakan secara virtual pada 11-13 November 2021, sebagai rangkaian dari penyelenggaraan 44 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, dan menindaklanjuti arahan OJK untuk menyelenggarakan kegiatan yang mendukung peningkatan literasi serta inklusi masyarakat terhadap pasar modal syariah secara efektif.
Acara SIW 2021 juga akan menjadi representasi komitmen dan semangat OJK, BEI, KSEI, KPEI, serta segenap stakeholders untuk terus memajukan pasar modal syariah Indonesia.
Pada kesempatan ini, Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin menyampaikan, pemerintah serius mendorong kemajuan dan keuangan syariah di Tanah Air. Di antaranya dengan berfokus pada empat bidang yaitu, pengembangan industri produk halal, pengembangan industri keuangan syariah, pengembangan dana sosial syariah, serta pengembangan dan perluasan kegiatan usaha syariah,” jelas Wakil Presiden RI, dalam opening ceremony Sharia Investment Week (11/11).
Menurutnya, seiring dengan perkembangan upaya-upaya tersebut, pemanfaatan teknologi digital menjadi salah satu peluang sekaligus tantangan bagi kemajuan ekonomi dan keuangan syariah ke depan.
“Pengembangan teknologi digital juga harus didukung oleh kualitas SDM yang adaptif, mandiri, produktif, serta berdaya saing. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya penyiapan SDM yang bisa memenuhi kebutuhan perkembangan teknologi berbasis digital pada pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, hal ini memerlukan kerja sama dan kontribusi semua pihak. Hasil survei literasi dan inklusi keuangan 2019 oleh OJK, menunjukkan indeks literasi keuangan syariah nasional masih tergolong rendah yaitu, baru mencapai 8,93%,” tuturnya
Wapres juga mengajak semua pihak untuk terus mendorong upaya edukasi dalam rangka meningkatkan literasi dan pemahaman inklusivitas aspek syariah bagi pelaku pasar modal syariah. Potensi dan keuangan, potensi dan ruang tumbuh yang besar bagi keuangan syariah, ke depannya harus dimanfaatkan, khususnya pasar modal syariah.
"Saya berharap seluruh pihak dapat terus berkontribusi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Saya optimistis dengan berbagai inisiatif yang telah dan terus dilakukan oleh semua pihak ini. Kita akan mampu bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia,” pungkas KH Ma'ruf Amin.
Wakil Ketua Dewan Komisaris OJK Nurhaida memaparkan, kegiatan Sharia Investment Week (SIW) ini merupakan ajang silaturahmi para stakeholders pada modal syariah Indonesia, yang diharapkan dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah khususnya pasar modal syariah.
“Patut kita syukuri meskipun pandemi Covid-19 belum sepenuhnya hilang, namun kondisinya semakin membaik. Sehingga banyak aktivitas masyarakat termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis sudah mulai pulih kembali, di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir," ucap dia.
Pasar modal syariah dikatakannya mampu bertahan dan secara umum menunjukkan kriteria yang terus membaik. Berbagai capaian berhasil diraih seperti, pertumbuhan investor pasar modal syariah yang sangat signifikan selama periode pandemi.
Data per 30 September 2021 menunjukkan, jumlah kepemilikan efek saham syariah tumbuh 45,95%, sehingga investor menjadi 1.6000.704 investor. Sementara itu, jumlah kepemilikan reksa dana syariah tumbuh mencapai 66,69% sehingga menjadi 805.867 investor, dan jumlah kepemilikan sukuk korporasi tumbuh sebesar 26,68%, menjadi 945 investor.
“Selanjutnya, data statistik per 29 Oktober 2021 menunjukkan nilai kapitalisasi saham syariah sebesar Rp3.683 triliun. Nilai sukuk korporasi sebesar Rp34,98 triliun. Kemudian untuk nilai sukuk negara sebesar Rp1.152 triliun, dan nilai aktiva bersih reksa dana syariah senilai Rp40,95 triliun. Selama 2021 sampai dengan 6 November 2021 terdapat 30 emiten saham yang sahamnya memenuhi kriteria daftar efek syariah, serta satu emiten yang melakukan penawaran umum sukuk,” lanjutnya
Terkait dengan pencapaian yang secara umum meningkat tersebut, OJK mengaku sangat mengapresiasi seluruh instansi pasar modal yang telah berperan aktif mendukung pertumbuhan pasar modal syariah di Indonesia. Agar terus berperan dalam menggerakkan roda perekonomian nasional.
Bukan hanya itu, Ketua Pelaksana Sharia Investment Week 2021 Hasan Fawzi mengatakan perkembangan pasar modal syariah di Indonesia, yang saat ini telah berkembang pesat, dan semakin menarik. “Di mana berdasarkan bursa efek Indonesia (BEI) per Oktober 2021 jumlah saham syariah yang tergabung dalam indeks saham di Indonesia (ISI) meningkatkan 83% sejak pertama kali diluncurkannya ISI di 2011.
"Dari 237 saham menjadi 434 saham syariah atau 57% dari total saham. Sedangkan, kapitalisasi pasar saham syariah mencapai 46% dari total kapitalisasi pasar saham, dari nilai rata-rata transaksi harian perdagangan saham syariah berkontribusi sebesar 47%, frekuensi transaksi 57%, dan volume transaksi sebanyak 37%,” ujarnya
“Kami yakin dengan upaya, kerja keras, dan juga dukungan dari banyak pihak. Pasar modal syariah Indonesia kedepannya akan semakin maju dan dapat menjadi alternatif investasi yang menarik, dan menjanjikan bagi masyarakat Indonesia. Sehingga mampu meningkatkan perekonomian Indonesia,” ungkap Hasan.