Proyek pengembangan kilang minyak di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, melampaui target refinery development master plan (RDMP) pada akhir 2021. Dari proyeksi 45,54%, realisasinya mencapai 47%.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menyatakan, capaian tersebut meliputi empat komponen utama, yakni engineering, procurement, construction, dan commissioning. Dengan demikian, perusahaannya mampu menuntaskan sembilan milestone atau tonggak pencapaian besar pada megaproyek RDMP sekalipun masih dalam suasana pandemi Covid-19.
"Sebuah pencapaian yang lebih tinggi dari target forecast kami. Melihat progres pengembangan kilang on track, kami optimis proyek RDMP Balikpapan dapat on stream sesuai target di tahun 2024," jelasnya, Selasa (11/1).
Setelah RDMP Balikpapan tuntas secara keseluruhan, diproyeksikan dapat menekan defisit neraca migas (current account deficit) hingga US$2,65 miliar per tahun.
"Kenaikan ini dipicu dari defisit neraca migas dapat ditekan melalui substitusi produk impor dengan produk-produk bernilai jual tinggi, seperti gasoline dengan kualitas EURO V dan juga produk petrokimia propylene kebutuhannya masih sangat tinggi," tuturnya.
Nicke menambahkan, komitmen tinggi Pertamina untuk menekan defisit neraca migas ditunjukkan melalui progres proyek yang on track. Saat ini, RDMP Balikpapan merupakan upaya Pertamina meningkatkan kapasitas kilang dari 260.000 barel menjadi 360.000 barel.
Selain itu, proyek pembangunan infrastruktur terbesar Pertamina itu juga bertujuan meningkatkan kompleksitas kilang dalam mengoptimalkan penggunaan bahan baku dan dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Harapannya, meningkatkan ketahanan energi nasional sebagaimana yang diamanatkan kepada perseroan sebagai proyek strategis nasional (PSN).
“Melalui RDMP Balikpapan, produk-produk non-BBM, seperti LPG, akan naik pesat 48 kilo ton per tahun menjadi 384 kilo ton per tahun. [Secara] paralel, produk BBM, seperti gasoline, diesel, dan avtur, juga naik drastis dengan total produksi menjadi 319.000 barel/hari,” tandasnya.
Diketahui, Pertamina juga melakukan ekspansi pembangunan terminal crude oil di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Proyek ini meliputi jalur pipa lepas pantai (offshore) dan darat (onshore) sepanjang 41 km dan dua tangki raksasa dengan total kapasitas 2 juta barel yang akan menjadi komponen penunjang Terminal Lawe-Lawe.
Adapun key-9 milestone yang berhasil dituntaskan sepanjang 2021 adalah delivery 3 units of boiler dan pipa Lawe-Lawe, delivery alkylation reactor, operational acceptance relokasi flare, delivery 5 unit steam turbine generator, serta commissioning RFCC feed tank dan pemasangan RFCC 1st regenerator.