Tak kurang dari 1 jam, Kementerian ESDM resmi membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) premium.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi, menegaskan pemerintah resmi membatalkan penaikkan harga BBM bersubsidi jenis premium.
"Betul (batal naik). Akan dievaluasi lagi," ujarnya saat dihubungi Alinea.id melalui pesan singkat, Rabu (10/10).
Kendati demikian, Agung belum menjelaskan rincian evaluasi yang akan dilakukan terhadap penaikkan harga BBM berjenis premium tersebut.
Padahal, Menteri ESDM Ignasius Jonan baru saja mengatakan pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM jenis premium mulai 10 Oktober 2018 menjadi Rp7.000 per liter untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) serta Rp6.900 per liter di luar Jamali.
"Pemerintah mempertimbangkan, sesuai arahan Presiden, bahwa premium mulai hari (Rabu) ini disesuaikan harganya," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Dengan demikian, harga premium di area Jamali menjadi Rp7.000 dari Rp6.550 per liter dan di luar Jamali menjadi Rp6.900 dari Rp6.450 per liter.
Ia menjelaskan penyesuaian harga premium paling cepat dilakukan pada Rabu pukul 18.00 WIB tergantung kesiapan dan sosialisasi PT Pertamina (Persero) ke sekitar 2.500 SPBU yang menjual BBM premium.
Dampak penaikan BBM
Sementara itu, ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual menilai, penaikkan BBM berdampak positif terhadap penurunan defisit neraca perdagangan.
"Kalau saya pikir ada penurunan (defisit), tapi tidak signifikan kalau naik hanya Rp500 per liter. Karena ini sekaligus keseimbangan juga," kata dia.
Penaikkan harga BBM dinilai memiliki dampak seperti dua sisi mata uang. Satu sisi, pemerintah masih mau menjaga daya beli masyarakat, tetapi pada bagian lain ingin mengimbangi juga dengan koreksi current account deficit (CAD).
Berdasarkan catatan, CAD yang diumumkan oleh Bank Indonesia bisa mencapai 2,9%. Catatan itu terbilang tinggi bagi Indonesia. Penaikkan BBM diproyeksi bakal mengurangi CAD hingga level 2,7%.
Tidak hanya itu, David menilai penaikkan harga BBM bersubsidi juga dapat memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan. Aksi pemerintah diperkirakan akan diapresiasi oleh pelaku pasar.
"Walaupun hanya Rp500 per liter, tapi kan gesture atau good move dari pemerintah, kalau pemerintahan itu concern soal CAD kita. Ini sentimen positif buat pasar modal. Terutama pasar valuta asing kita," jelasnya.