Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Reza Priyambada, memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.238-Rp15.220.
Menurutnya, pergerakan dollar AS yang berbalik melemah diikuti dengan penurunan imbal hasil obligasi AS diharapkan dapat mengurangi tekanan pada rupiah.
Meski begitu, Reza tak menampik masih adanya penilaian negatif terhadap kondisi ekonomi internal Indonesia membuat laju Rupiah sulit untuk bertahan positif. Akibatnya, pergerakan Rupiah kembali mengalami pelemahan.
"Masih adanya kekhawatiran terhadap potensi kenaikan suku bunga The Fed memberikan imbas negatif pada pergerakan Rupiah. Karenanya, tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat Rupiah kembali melemah," kata Reza di Jakarta pada Jumat, (12/10).
Sementara, Kepala Riset MNC Sekuritas, Edwin Sebayang, memprediksi rupiah akan berada pada kisaran Rp15.180 - Rp15.315.
Sekadar mengingatkan, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (11/10), melemah ke level Rp 15.235 per dolar AS dari posisi awal perdagangan Rp 15.223 per dollar AS.
Dengan posisi kurs kemarin, depresiasi rupiah menjadi 12,39% sejak awal tahun ini. Bloomberg mencatat, kemarin rupiah ditransaksikan pada kisaran Rp 15.223 per dolar AS hingga Rp 15.267 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mencatat, kemarin rupiah melemah ke posisi Rp 15.253 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.215 per dolar AS.