Atlantic Lithium Limited, perusahaan eksplorasi dan pengembangan yang tengah mengembangkan Proyek Ewoyaa andalannya di Ghana, telah memangkas tenaga kerjanya. Alasannya, langkah itu diambil terkait penundaan pengesahan sewa tambang dan jatuhnya harga litium.
Sejak awal tahun 2023, harga litium, logam yang penting untuk transisi ke energi hijau, telah turun lebih dari 80% seiring dengan penurunan penjualan kendaraan listrik.
Atlantic mengumumkan pada Rapat Umum Tahunan 2024 bahwa pemutusan hubungan kerja di Ghana bertujuan untuk memprioritaskan kegiatan penting guna memajukan tambang litium pertama di negara Afrika Barat tersebut.
"Pengesahan Sewa Tambang kini merupakan langkah regulasi terakhir dalam proses perizinan untuk memungkinkan perusahaan memulai pembangunan di Ewoyaa," kata CEO Keith Muller seperti dikutip oleh Citi News.
"Kami berharap sewa tambang tersebut telah diratifikasi sekarang. Namun, dengan semakin dekatnya pemilihan umum di Ghana, angin kencang politik berdampak pada penyelesaian urusan parlemen, yang telah menghambat kemajuan kami," tambahnya.
Meskipun telah memperoleh izin lingkungan dan memajukan studi kelayakan, persetujuan akhir sewa tambang tersebut telah terhenti karena penundaan dalam proses parlementer Ghana.
“Meskipun harga saat ini lebih rendah, kami menolak untuk menyetujui persyaratan yang mengorbankan kepentingan terbaik pemegang saham perusahaan,” kata Muller.
Atlantic Lithium tetap optimis tentang kejelasan peraturan pasca-pemilu dan permintaan jangka panjang untuk litium. Perusahaan tersebut sedang memajukan studi teknis dan negosiasi kontrak untuk mempersiapkan Keputusan Investasi Akhir.
“Kami terus menerima permintaan yang cukup besar untuk produk dari Ewoyaa dari calon pembeli dan tetap yakin dalam mengamankan pendanaan yang dibutuhkan Atlantic Lithium untuk menutupi alokasi pengeluaran pengembangannya secara memadai untuk proyek tersebut,” kata Muller. (intellinews)